Kamis, 28 Oktober 2010

radiokimia

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.

Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.

Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan .

Semua unsur yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif.

Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan.

Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi timbal-206 dengan memancarkan sebuah partikel α

Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.

Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi karbon-14 dan hidrogen

Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron

Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:
Z = nomor atom

A = nomor massa = jumlah proton + neutron

N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N = A-Z

Isotop : kelompok nuklida dengan nomor atom sama

Isobar : kelompok nuklida dengan nomor massa sama

Isoton : kelompok nuklida dengan neutron sama

Partikel Dasar yang umumnya terlibat dalam reaksi inti:
Nama
Lambang
Nomor atom
Nomor massa
Massa (sma)

Proton
P atau H
1
1
1,00728

Neutron
N
0
1
1,00867

Elektron
e
-1
0
0,000549

Negatron
β
-1
0
0,000549

Positron
β
+1
0
0,000549

Partikel alpha
He atau α
2
4
4,00150


Gelombang elektromagnet yang biasa terlibat dalam reaksi inti adalah γ (gamma) dengan massa 0 dan muatan 0.

Perbandingan antara reaksi kimia dan reaksi inti
No
Reaksi kimia
Reaksi Inti

1
Atom diubah susunannya melalui pemutusan dan pembentukan ikatan
Unsur (atau isotop dari unsur yang sama) dikonversi dari unsur yang satu ke lainnya

2
Hanya elektron dalam orbital atom atau molekul yang terlibat dalam pemutusan dan pembentukan ikatan
Proton, neutron, elektron dan partikel dasar lain dapat saja terlibat

3
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang relatif kecil
Reaksi diiringi dengan penyerapan atau pelepasan energi yang sangat besar

4
Laju reaksi dipengaruhi oleh suhu, tekanan, katalis dan konsentrasi
Laju reaksi biasanya tidak dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan katalis


Aturan dalam penyetaraan reaksi inti;
Jumlah total proton ditambah neutron dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor massa)
Jumlah total muatan inti dalam produk dan reaktan harus sama (kekekalan nomor atom)

KESTABILAN INTI

Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
Bilangan sakti (magic numbers)

Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.

Bilangan tersebut adalah:

Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126

Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.

Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia yang sangat stabil.
Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.

PITA KESTABILAN

Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini.





Di atas pita kestabilan, Z <>

Untuk mencapai kestabilan :

inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton

Untuk mencapai kestabilan :

Inti memancarkan partikel alfa
Di bawah pita kestabilan, Z <>

Untuk mencapai kestabilan :

Inti memancarkan positron atau menangkap elektron

ENERGI PENGIKAT INTI

Satu ukuran kuantitatif dari stabilitas inti adalah energi ikatan inti (nuclear binding energy, yaitu energi yang diperlukan untuk memecah inti menjadi komponen-komponennya, proton dan neutron. Kuantitas ini menyatakan konversi massa menjadi energi yang terjadi selama berlangsungnya reaksi inti eksotermik yang menghasilkan pembentukan inti .

Konsep energi ikatan berkembang dari kajian sifat-sifat inti yang menunjukkan bahwa massa inti selalu lebih rendah dibandingkan jumlah massa nukleon.

Contoh : isotop fluorine (F), intinya memiliki 9 proton, 9 elektron dan 10 neutron dengan massa atom yang terukur sebesar 18, 9984 sma.

Analisis perhitungan teoritis massa atom F:

Massa atom = (9 x massa proton) +(9 x massa elektron) + (10 x massa neutron)

= (9 x 1,00728 sma) + ( 9 x 0,000549 sma) + (10 x 1,00867)

= 19, 15708 sma

Harga massa atom F berdasarkan perhitungan ternyata lebih besar dibandingkan dengan massa atom terukur, dengan kelebihan massa sebesar 0,1578 sma.

Selisih antara massa atom dan jumlah massa dari proton, elektron dan neutron disebut cacat massa (mass defect).

Menurut teori relativitas, kehilangan massa muncul sebagai energi (kalor) yang dilepas ke lingkungan. Banyaknya energi yang dilepas dapat ditentukan berdasarkan hubungan kesetaraan massa-energi Einstein ( E = m c2).

ΔE = Δm c2

Dengan faktor konversi : 1 kg = 6,022 x 1026 sma

1 J = 1 kg m2/s2

Untuk atom F tersebut:

ΔE =( -0,1578 sma) (3x 108 m/s)2

= (-1,43 x 1016 sma m2/s2) x (1 kg/6,022 x 1026 sma) x (1 J/1 kg m2s2)

= -2,37 x 10-11 J

Ini merupakan banyaknya energi yang dilepas bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari 9 proton dan 10 neutron. Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti menjadi proton dan neutron yang terpisah adalah sebesar -2,37 x 10-11 J. Untuk pembentukan 1 mol inti fluorin, energi yang dilepaskan adalah:

ΔE = (-2,37 x 10-11 J) (6,022 x 1023/mol)

= -1,43 x 1013 J/mol

Dengan demikian, energi ikatan inti adalah 1,43 x 1013 J/mol untuk 1 mol inti fluorin-19, yang merupakan kuantitas yang sangat besar bila dibandingkan dengan entalpi reaksi kimia biasa yang hanya sekitar 200 kJ.

RADIOAKTIVITAS ALAMI

Disintegrasi inti radioaktif sering merupakan awal dari deret peluruhan radioaktif, yaitu rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan isotop stabil. Misalnya adalah deret peluruhan uranium-238 hingga menghasilkan timbal-206 yang stabil.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif meliputi; peluruhan(pemancaran) alfa, peluruhan negatron, peluruhan positron, penangkapan elektron, peluruhan gamma, pemancaran neutron, pemancaran neutron terlambat dan pembelahan spontan.

Pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang sangat besar dan membelah secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda, misal Cf-254 membelah spontan menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan memancarkan 4 neutron.

Kinetika Peluruhan Radioaktif

Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde pertama, sehingga laju peluruhan radioaktif pada setiap waktu t adalah:

Laju peluruhan pada waktu t = λN

λ = konstanta laju orde pertama

N = banyaknya inti radioaktif pada waktu t

ln Nt/N0 = - λt

dengan waktu paruh : t1/2 = 0,693/λ

TRANSMUTASI INTI

Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan partikel alfa dan menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini merupakan transmutasi buatan pertama, yaitu perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Coba tuliskan reaksinya!

Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie, berhasil membuat atom fosfor yang bersifat radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar alfa yang berasal dari polonium.

Beberapa contoh reaksi inti:

1) Penembakan atom litium-7 dengan proton menghasilkan 2 atom helium-4

2) Penembakan nitrogen-14 dengan neutron menghasilkan karbon-14 dan hidrogen

3) Penembakan aluminium-27 dengan proton menghasilkan magnesium-24 dan helium-4

Coba Anda tulis persamaan reaksinya!

Keaktifan (A)

Keaktifan suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah disintegrasi(peluruhan) per satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju peluruhan dan berbanding lurus dengan jumlah atom yang ada.

A = λ N

Satuan keaktifan adalah Curie (Ci) yang didefinisikan sebagai keaktifan dari 3,7 x 1010 disintegrasi per detik.

Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel dengan lambang Bq

1 Ci = 3,7 x 1010 Bq

Keaktifan jenis adalah jumlah disintegrasi per satuan waktu per gram bahan radioaktif.

Dosis Radiasi

Untuk menyatakan jumlah atau dosis radiasi yang diserap oleh zat-zat ditetapkan satuan untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang umum adalah rad dengan lambang rd.

Satu rad setara dengan penyerapan 10-5 J per gram jaringan.

Satuan SI untuk dosis adalah gray dengan lambang Gy. Satu gray setara dengan energi sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.

Radiasi neutron lebih berbahaya dari radiasi beta dengan energi dan intensitas yang sama. Untuk membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan rem (radiation equivalen of man).

Satu rad sinar alfa lebih merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena itu rad biasanya dikalikan dengan faktor yang mengukur kerusakan biologi relatif yang disebabkan oleh radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal Effetiveness of Radiation). Hasil kali rad dan RBE menghasilkan dosis efektif yang disebut rem (Rontgen Equivalent for Man).

Satu rem suatu macam radiasi akan menghasilkan pengaruh biologi yang sama.

Contoh:

Dosis 0 – 20 rem pengaruh kliniknya tidak terdeteksi , dosis 20-50 sedikit pengaruh pengurangan sementara butir darah putih, dosis 100-200 terdapat pengaruh banyak pengurangan butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500 rem dapat menyebabkan kematian.

FISI INTI

Fisi inti (nuclear fission) /reaksi fisi adalah proses di mana suatu inti berat (nomor massa >200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron. Karena inti berat kurang stabil dibandingkan produknya, proses ini melepaskan banyak energi.

Reaksi fisi uranium-235:

Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram uranium-235 adalah ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.

Selain besarnya jumlah energi yang besar, ciri penting dari fisi uranium-235 adalah adanya kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan dibandingkan dengan yang semula ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini memungkinkan berlangsungnya reaksi rantai inti, yaitu serangkaian reaksi fisi yang dapat berlangsung sendiri tanpa bantuan. Neutron yang dihasilkan selama tahap awal dari fisi dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti uranium-235 lain, yang selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak dan seterusnya. Dalam waktu kurang dari satu detik, reaksi dapat menjadi tak terkendali, membebaskan banyak sekali kalor ke lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada cukup uranium-235 dalam sampel untuk menangkap neutron, sehingga dikenal istilah massa kritis, yaitu massa minimum material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang dapat berlangsung sendiri.

APLIKASI FISI INTI

Bom Atom

Penerapan pertamakali fisi inti ialah dalam pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam rancangan bom ini adalah penentuan massa kritis untuk bom itu. Satu bom atom yang kecil setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis suatu bom atom biasanya dibentuk dengan menggunakan bahan peledak konvensional seperti TNT tersebut, untuk memaksa bagian-bagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang pertama diledakkan adalah TNT, sehingga ledakan akan mendorong bagian-bagian yang terfisikan untuk bersama-sama membentuk jumlah yang lebih besar dibandingkan massa kritis.

Uranium-235 adalah bahan terfisikan dalam bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan plutonium-239 digunakan dalam bom yang meledak di Nagasaki.

Reaktor Nuklir

Suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkitan listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang dikenal, yaitu:
Reaktor air ringan. Menggunakan air ringan (H2O) sebagai moderator (zat yang dapat mengurangi energi kinetik neutron).
Reaktor air berat. Menggunakan D2O sebagai moderator.
Reaktor Pembiak (Breeder Reactor). Menggunakan bahan bakar uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan.

FUSI INTI

Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah proses penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari masalah pembuangan limbah.


Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah perilaku yang diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk inti yang lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama prosesnya.

Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun atas hidrogen dan helium.

Reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi sehingga reaksi ini sering dinamakan reaksi termonuklir. Suhu di bagian dalam matahari mencapai 15 jutaoC!!!!!!

Aplikasi Fusi Inti yang telah dikembangkan adalah bom hidrogen.

PENGGUNAAN RADIOISOTOP

Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar.

Berikut beberapa contoh penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang:

1. Bidang kimia

Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia seperti esterifikasi dan fotosintesis.

Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion tiosulfat.

Analisis pengenceran isotop dan analisis pengaktifan neutron (dalam bidang perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan, geologi, elektronika, kriminologi, oseanografi dan arkeologi).

2. Bidang kedokteran

Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti peredaran darah dalam tubuh manusia , mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid dengan isotop I-131, menentukan tempat tumor otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker, teknetium-99 untuk alat diagnostik gambaran jantung, hati dan paru-paru pasien.

3. Bidang pertanian

Radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul dan radiisotop fosfor untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.

4. Bidang Industri

Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam dalam tanah atau beton, menentukan keausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antar logam,

5. Penentuan umur batuan atau fosil

Jumat, 15 Oktober 2010

Pengertian Kromosom & Jumlah Kromosom Pada Manusia, Hewan Dan Tumbuhan

Pengertian Kromosom & Jumlah Kromosom Pada Manusia, Hewan Dan Tumbuhan
Fri, 08/02/2008 - 12:23am — godam64

A. Arti Definisi / Pengertian Kromosom

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).

B. Jumlah Kromosom Makhluk Hidup

Berikut ini adalah jumlah kromosom 2N dari manusia serta sebagian binatang dan tanaman di mana N adalah sebuah genom / jenis kromosom dan setiap genom memiliki dua kromosom :

1. Manusia Memiliki 46 Kromosom
2. Anjing Memiliki 78 Kromosom
3. Ayam Memiliki 78 Kromosom
4. Bawang Memiliki 16 Kromosom
5. Beras Memiliki 24 Kromosom
6. Bintang Laut Memiliki 94 Kromosom
7. Buncis Memiliki 22 Kromosom
8. Cacing Tanah Memiliki 36 Kromosom
9. Cemara Memiliki 24 Kromosom
10. Gamdum Bir Memiliki 14 Kromosom
11. Gandum Roti Memiliki 42 Kromosom
12. Hidra Memiliki 32 Kromosom
13. Ikan Mas Memiliki 94 Kromosom
14. Jagung Memiliki 14 Kromosom
15. Jamur Memiliki 4 Kromosom
16. Kacang Polong Memiliki 14 Kromosom
17. Kalkun Memiliki 82 Kromosom
18. Kapah Penicillium Memiliki 2 Kromosom
19. Kapas Memiliki 52 Kromosom
20. Katak Memiliki 26 Kromosom
21. Kecoa Memiliki 23 / 24 Kromosom
22. Keledai Memiliki 62 Kromosom
23. Kentang Memiliki 48 Kromosom
24. Kera Memiliki 48 Kromosom
25. Ketimun Memiliki 14 Kromosom
26. Kubis Memiliki 18 Kromosom
27. Kucing Memiliki 38 Kromosom
28. Kuda Memiliki 64 Kromosom
29. Lalat Rumah Memiliki 12 Kromosom
30. Lobak Memiliki 18 Kromosom
31. Merpati Memiliki 80 Kromosom
32. Nyamuk Memiliki 6 Kromosom
33. Ragi Memiliki 34 Kromosom
34. Sapi Memiliki 60 Kromosom
35. Simpanse Memiliki 48 Kromosom
36. Tembakau Memiliki 48 Kromosom
37. Tikus Rumah Memiliki 40 Kromosom
38. Tikus Sawah Memiliki 42 Kromosom
39. Tomat Memiliki 24 Kromosom
40. Ulat Sutera Memiliki 56 Kromosom

Pngrtian Gen n Kromosom

Pengertian Gen dan Kromosom

KROMOSOM
adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup.

GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom.

Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.

Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA.

LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.

Dikenal dua macam kromosom yaitu:

1. Kromosom badan (Autosom).
2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).

THOMAS HUNT MORGAN
adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom.

Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan sebagai berikut:

- Cepat berkembang biak,
- Mudah diperoleh dan dipelihara,
- Cepat menjadi dewasa (umur 10 - 14 hari sudah de~wasa),
- Lalat betina bertelur banyak,
- Hanya memiliki 4 pasang kromosom, sehingga mudah diteliti.

Rabu, 22 September 2010

3 keajaiban hari jum'at

Tiga Keajaiban Di Jumat Agung

29
Bagikan

Penulis : Dr. Eben Nuban Timo

JUMAT Agung adalah hari yang istimewa. Tidak biasanya orang Kristen bersekutu pada hari Jumat. Hari persekutuan dan ibadah Kristen sepanjang segala masa adalah hari pertama dalam seminggu. Bukan hari keenam, atau Jumat. Dan kalau anak-anak kita bertanya: "Mengapa Jumat Agung lain dari Jumat-Jumat yang biasa? Jawaban yang pasti dari para orangtua: "Karena pada hari Jumat Agung Yesus Kristus mati. Ia disalibkan dan menyerahkan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang". Tentu saja jawaban ini benar. Tuhan Yesus mati pada hari Jumat.

Jumat Agung adalah hari yang unik. Kalau Matius hanya mencatat dua hal luar biasa. Lukas mencatat bagi kita tiga kejadian ajaib yang membuat Jumat yang satu itu lain dari kebanyakan hari Jumat. Pertama, kegelapan meliputi seluruh daerah itu selama tiga jam. Kedua, tabir Bait Suci terbelah dua. Ketiga, kepala pasukan penyaliban memuliakan Allah di depan umum. Tulisan ini akan terfokus pada ketiga keajaiban di Jumat yang Agung. Pertama: ada kegelaan meliputi seluruh daerah itu dari jam dua belas sampai jam tiga.

Matahari tidak mau bersinar. Bumi menjadi gelap. Mengapa begitu? Para ilmuwan bisa saja menjawab: ya itu terjadi karena gerhana matahari total yang terjadi pada waktu itu. Jawaban ini tidak mungkin. Karena gerhana matahari hanya bisa terjadi jika bulan gelap. Tetapi pada saat itu orang Yahudi merayakan paskah. Perayaan paskah selalu terjadi pada saat bulan purnama. Menurut perhitungan kalender Israel bulan baru selalu mulai dengan awal munculnya bulan. Hari keempat belas dari bulan baru, yaitu saat dimana domba paskah harus disembelih, jatuh sama dengan bulan purnama. Pada waktu itu posisi bulan berseberangan dengan matahari. Bumi berada di antara bulan dan matahari. Gerhana matahari hanya mungkin terjadi kalau bulan berada di antara matahari dan bumi.

Jadi gelap gulita yang terjadi pada hari Jumat Agung tidak ada sangkut paut dengan gerhana matahari. Kegelapan saat itu adalah sebuah kejadian yang janggal. Ia bukan gejala alam biasa, yakni gerhana matahari. Lalu apa sebenarnya penyebab kegelapan itu?

Saya ajak kita melakukan anjangsana ke perjanjian lama. Baiklah kita ingat kembali kisah penciptaan. Kalimat pertama dari Alkitab berbunyi: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum terbentuk dan kosong. Gelap gulita menutupi samudera raya".

Bumi berada dalam gelap. Bumi baru mengenal terang waktu Allah mulai bertindak. Itu sebabnya Kitab Kejadian melaporkan bahwa pekerjaan yang dilakukan Allah pada hari pertama adalah "menjadikan terang". Terang datang dari Allah. Karya Allah identik dengan terang. Dan karya Allah berlangsung dalam terang.

Allah menciptakan terang pada hari pertama. Tapi itu saja belum cukup. Pada hari keempat, terang itu dilipatgandakan lagi oleh Allah dengan menciptakan benda-benda penerang. Apakah dengan itu gelap sudah terusir dari dunia? Ternyata tidak. Kegelapan masih saja ada. Yesaya 9:1 masih bicara tentang bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Bagaimana itu mungkin, padahal Allah sudah menjadikan terang dan membuat benda-benda penerang?

Rupanya betapa pun baik dan berguna terang itu, ia tidak mampu menghalau semua kejahatan dari muka bumi. Karena terang itu hanyalah ciptaan. Untuk benar-benar menghalau kegelapan dari muka bumi, terang yang sejati harus datang ke dalam dunia. Yesuslah terang yang sejati. Terang yang sesungguhnya. Terang yang diciptakan Allah pada hari pertama dan yang dipancarkan dari benda-benda penerang hanyalah pantulan atau refleksi dari terang yang sejati itu. Terang dalam Kejadian 1:3 dan terang yang dipancarkan benda-benda penerang, yaitu matahari, bulan dan bintang, tidak memiliki terang sendiri. Mereka menjadi terang karena ada terang yang sejati, yaitu Allah. Manusia harus dapat mengerti terang dan fungsinya jika mereka ada dalam terang. Itu sebabnya pemazmur 36:10 berkata: in lumine tou videmus lumen yang artinya: "dalam terangmu kami melihat terang".

Lalu apa hubungan gelap gulita di Jumat yang Agung dengan data yang saya kemukakan ini? Yang pertama, dengan cerita ini Lukas hendak menegaskan bahwa dunia kembali kepada keadaannya semula. Dunia benar-benar hidup tanpa Allah pada saat Yesus menghembuskan nafasnya yang terakhir. Itu sebabnya dunia diliputi kegelapan. Bukan kegelapan biasa karena gerhana matahari. Tetapi kegelapan luar biasa. Kegelapan yang dahsyat, kegelapan karena hidup tanpa Allah. Dan memang demikian adanya. Dua belas jam terakhir dari kisah hidup Yesus memperlihatkan betapa kejamnya manusia. Manusia telah benar-benar hidup tanpa Allah. Hati mereka menjadi gelap. Mereka bukan hanya memutarbalikkan kebenaran. Tetapi berusaha membunuh kebenaran. Manusia bukan hanya menangkap dan mengadili Yesus dalam kegelapan. Mereka juga ingin memusnahkan terang yang sejati itu dari muka bumi.

Gelap gulita di Golgota pada Jumat yang Agung ini menunjukkan bahwa dunia dan manusia belum melangkah jauh dalam hal kebenaran dan kasih. Umur dunia sudah tua, tapi manusia yang menduduki dunia masih ada pada titik start, nol kilometer.

Kedua, matahari menjadi gelap, karena Tuhan yang adalah sumber dari mana matahari memperoleh terang telah tiada. Seumpama lampu, nyala api matahari padam karena minyak yang menyalakannya sudah habis. Kristus sudah mati. Terang yang sesungguhnya sudah tiada. Matahari menjadi malu dan tidak tahan melihat bagaimana kejamnya perlakuan manusia terhadap sang terang. Itu sebabnya matahari menutup matanya. Ia tidak mau bersinar. Dalam Kitab Matius dan Lukas dikisahkan bahwa bukan hanya matahari yang menjadi gelap. Tetapi ada juga gempa bumi yang dahsyat. Bumi gemetar ketakutan waktu menyaksikan sumber hidup dan sang penciptanya dilumatkan oleh kuatnya dosa dan pemberontakan manusia.

Inilah arti dari kejadian ajaib pertama di Jumat Agung. Tapi, kuatnya dosa itu tidak berlangsung lama. Kejahatan yang bersimaharajalela, bahkan sampai menyerang Allah tidak bertahan. Ia hanya berlangsung sekejap. Hanya tiga jam. Memang cukup lama, tetapi tidak selamanya. Kegelapan pasti akan berlalu. Kejahatan tidak punya masa depan. Pada hari paskah nanti, hari kebangkitan Yesus, ia akan benar-benar pergi dan takluk pada sang terang dunia. Ini juga pelajaran penting bagi kita. Kejahatan memang ganas tetapi seganas apa pun kejahatan itu, ia tidak punya masa depan. Akan tiba waktunya dimana kejahatan dilucuti dan para pelaku kejahatan akan dihadapkan ke pengadilan. Sekarang mungkin tidak, karena pengadilan dan para hakim kita masih hidup tanpa Allah waktu hendak mengambil keputusan. Tapi nanti, waktu sang hakim yang agung itu datang semua kejahatan akan tersingkap.

Tanda ajaib yang kedua: tirai Bait Allah terbelah dua. Di Bait Allah tergantung dua tirai/layar. Yang pertama di pelataran depan yang memisahkan ruang untuk umum dan ruang yang kudus. Layar kedua tergantung di antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Mana dari kedua layat ini yang terbelah tidak disebut dalam Alkitab. Kita hanya bisa menduga. Terbelahnya tirai ini tentu punya maksud atau pesan. Kalau maksudnya untuk mengumumkan bahwa jalan kepada Allah sekarang terbuka kepada semua manusia, maka yang tercabuk itu haruslah tirai yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Tetapi ini berarti hanya imam besar saja yang melihat dan mengetahui hal itu.

Sudah pasti bukan ini yang dimaksudkan Lukas. Tirai yang tercabik yang dimaksud Lukas haruslah tirai yang ada di antara ruang untuk umum dan ruang kudus. Dan kalau itu yang terjadi, maka tercabiknya tirai tadi hendak menegaskan bahwa dengan kematian Yesus Allah mengumumkan bahwa Ia tidak mau lagi terkurung hanya dalam Bait Allah dan hanya bisa ditemui di gedung kebaktian. Sejak saat itu Allah tidak hanya bisa ditemui di Bait Allah. Ia ada dalam perjalanan kepada bangsa-bangsa. Dia mau juga disembah dan dihormati di tempat-tempat yang bukan gedung kebaktian atau Bait Allah. Bukan hanya para imam saja yang dapat berbicara dan melayani Dia. Orang kebanyakan juga dapat bertemu Tuhan Allah secara langsung.

Pesan ini sesuai dengan dengan teologi kitab Injil Lukas. Karena keyakinan ini, Lukas tidak segan-segan bercerita tentang pekabaran Injil yang mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Lukas juga memperoleh keberanian untuk menulis kepada seorang bukan Yahudi (Teofilus) dengan maksud meyakinkan dia bahwa cerita tentang Yesus adalah benar. Bahkan hanya Lukas sajalah yang memuat cerita tentang orang Samaria yang murah hati (Luk. 10:25-37). Cerita yang memberikan kepada kita kesan sangat mendalam bahwa pelayanan dan penyembahan kepada Allah tidak melulu terjadi di Bait Allah atau tempat doa. Menolong sesama yang sedang dalam kesulitan, mengasihi dan memberi perlindungan kepada seorang asing atau dia yang memusuhi kita adalah perbuatan beribadah kepada Tuhan.

Kita yang merayakan Jumat Agung perlu tahu keajaiban ini, sehingga mulai belajar untuk menyembah Allah bukan hanya di gedung ibadah dan rumah doa, tetapi juga di setiap tempat dimana saja kita berada.

Keajaiban ketiga, seorang non Yahudi, bangsa tidak bersunat, kepala pasukan penyaliban berkata di hadapan umum: "Sungguh, orang ini adalah orang benar374Kita lihat di sini bahwa Allah tidak menyembunyikan kebenaran kepada orang non Yahudi. Allah adalah Tuhan yang tidak diskriminatif. Kasih juga tidak pilih muka. Allah memberikan kepada orang yang percaya maupun orang kafir kemampuan untuk mengenal kasih dan menghormatinya.

Tidak ada dosa yang begitu berat sehingga menghalang-halangi kuasa Allah. Tidak. Kepala pasukan penyaliban digerakkan hatinya oleh Allah untuk mengenal kasih dan kebenaran. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah orang benar di depan umum, ia mengaku diri sebagai yang melakukan satu tindakan yang salah dan keliru. Si kepala pasukan penyaliban tidak berusaha membela diri, ia mengakui kekeliruannya dengan terbuka dan jujur.

Seorang kepala pasukan mengaku diri berbuat kesalahan dan kekeliruan. Itu diucapkan di depan umum. Lukas melihat ini sebagai sebuah keajaiban. Ia mencatat ini dalam kitab yang dia peruntukan kepada Teofilus, seorang pejabat tinggi dalam pemerintahan Roma waktu itu. Ia tentu mencatat keajaiban ini dengan maksud agar mendorong Teofilus waktu itu, dan Teofilus-Teofilus masa kini untuk meniru contoh kepala pasukan penyaliban.

Akhirnya, Lukas memberi kesaksian bahwa pada Jumat Agung yang pertama ada tiga peristiwa ajaib. Kita sudah lihat keajaiban itu satu persatu. Tentu saja tidak dengan maksud mengatakan bahwa keajaiban-keajaiban itu hanya terjadi pada Jumat Agung yang pertama saja. Lukas catat hal itu untuk mendorong kita agar menjadikan Jumat Agung yang kita peringati kini dan di sini juga menjadi Agung yang di dalamnya ada keajaiban-keajaiban yang bisa disaksikan orang lain.

Jumat, 27 Agustus 2010

REAKSI GELAP

Reaksi Gelap

Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.

Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi gelap. (Lihat Bagan)

Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).

fotosintesis

Fotosintesis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Daun, tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.[1] Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.[1] Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.[1] Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.[1] Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.[1] Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.[1]

Sejarah

Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.[2] Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu.[2] Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air.[2] Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu.[2] Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.[1]

Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar.[3] Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus.[3] Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan.[3] Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.[3]

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley.[4] Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak".[5] Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya.[5]

Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis.[1] Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara.[1] Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.[1] Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).[6]
[sunting]
Pigmen

Struktur kloroplas:
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik.[7] Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis.[7] Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan.[5] Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya.[5] Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.[5] Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.[5]

Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar.[8] Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.[8] Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari.[8]
[sunting]
Kloroplas

Hasil mikroskop elektron dari kloroplas

Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang.[9] Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.[10] Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma.[9] Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran.[9] Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.[9] Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum).[9] Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.[9] Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid.[11] Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu).[8] Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid.[8] Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.[8] Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.[8]
[sunting]
Fotosistem

Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor elektron.[8] Di dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai jingga.[8] Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.[12]

Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi.[13] Klorofil ini berperan dalam menyalurkan elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama elektron.[13] Elektron ini selanjutnya masuk ke sistem siklus elektron.[13] Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal dengan kompleks antena.[12]

Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.[12] Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700.[14] Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena.[14] Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680.[15] P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700.[15] Dengan potensial redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air.[8]
[sunting]
Fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof.[4] Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik.[4] Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2



Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar.[4] Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan.[4] Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas.[4] Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.[4]

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.[4] Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.[4] klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.[4] Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.[4] Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.[4] Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.[4] Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.[4]
[sunting]
Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel.[16] Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama.[16] Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi.[16] Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof.[16] Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang dihasilkan oleh organisme lain.[16]
[sunting]
Proses

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini.[17] Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.[17]

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.[17] Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini.[18] Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma.[17] Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.[17]

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).[19]

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.[19] Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).[19] Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).[19] Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.[19] Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.[19] Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm).[19] Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis.[20] Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis.[20] Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.[20] Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.[20] Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.[20] Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang.[20] Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron.[13] Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
[sunting]
Reaksi terang

Reaksi terang dari fotosintesis pada membran tilakoid

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.[21] Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.[21]

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II.[22] Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.[22]

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil.[22] Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim.[22] Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2.[22] Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks.[21] Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah[22]:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2


Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC).[22] Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid.[22] Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah[22]:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)


Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I.[22] Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu.[22] Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.[22] Reaksi keseluruhan pada PS I adalah[22]:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)


Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH.[22] Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase.[22] Reaksinya adalah[22]:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH


Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase.[1] ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid.[1] Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.[1] Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut[1]:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2
[sunting]
Reaksi gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack.[23] Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.[23] Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3.[23] Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco.[23] Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.[23]
[sunting]
Siklus Calvin-Benson

Siklus Calvin-Benson

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat.[23] RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH.[23] Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid.[23] Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya.[23] Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.[23]

Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.[13] Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi.[24] Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA).[24] Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida).[24] Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP.[24] ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan.[24] Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.[24] Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.[24]

Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata.[25] Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.[25]

Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida.[13] Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar.[13] Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol.[13] Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.[13][25]
[sunting]
Siklus Hatch-Slack

Siklus Hatch-Slack

Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4.[26] Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis.[26] Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2.[26] Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa.[26] Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa.[27] Hal ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2.[27] Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis.[27] Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa.[27] Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat.[27] Oksaloasetat akan diubah menjadi malat.[27] Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2.[27] Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP.[27] Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil.[28] Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP.[28]
[sunting]
Faktor penentu laju fotosintesis

Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis.[1] Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2).[1] Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis.[29]

Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat mempengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis.[29] Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi mempengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut mempengaruhi laju fotosintesis.[30]

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis[30] :
Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

reaksi terang dlm fotosintesis

Reaksi Terang

Tahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO2 dari udara. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron, dan komplek protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH.

Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas. Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut grana.

Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.



Fotofosforilasi Siklik [kembali ke atas]

Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan berakhir di fotosistem I.

Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700 mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP. Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya. Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.



Fotofosforilasi Nonsiklik [kembali ke atas]

Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.

Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan digunakan pada reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I, tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan “skema Z”. Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.

Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
>> NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau reaksi gelap.

Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu sebagai berikutFOTOFOSFORILASI SIKLIK FOTOFOSFORILASI NONSIKLIK
Hanya melibatkan fotosistem I Melibatkan fotosistem I dan II
Menghasilkan ATP Menghasilkan ATP dan NADPH
Tidak terjadi fotolisis air Terjadi fotolisis air untuk menutupi kekurangan elektron pada fotosistem II


| Home | Enzim | Anabolisme | Katabolisme | Sumber Lain | About Me |
2007
Created by: Isnan Mulia / XII IPA 7 / SMAN 1 Bogor
isnanm_12a7@yaho

Sabtu, 31 Juli 2010

hukum mim sukun

Hukum mim sukun terbagi tiga, yaitu :

Al Idgham Al Mimi

Al Ikhfa’

Al Izhar

Berikut ini penjelasannya :

1. Al Idgham Al Mimi

Artinya : dimasukkan ke dalam huruf mim (م), maksudnya huruf mim (م) bertemu dengan huruf mim (م), yang mana huruf mim pertama dimasukkan ke dalam huruf mim yang kedua.

Huruf al idgham al mimi, hanya satu yaitu : mim (م)

Cara membacanya adalah : didengungkan dengan panjang dua (2) harakat.

Contoh :

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ : (Quraiys : 4)

إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ : (Al Humazah : 8 )

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ : (Al Qadr : 4)

2. Al Ikhfa’

Artinya : Sembunyi, maksudnya bunyi hurufnya disembunyikan di bibir.

Kapan dinamakan al ikhfa’? Yaitu apabila ada mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf al ikhfa’.

Huruf al ikhfa’, juga hanya ada satu yaitu : ba (ب)

Cara membacanya adalah : harus samar-samar di bibir, juga sembunyi-sembunyi antara huruf mim (م) dan ba (ب), dipanjangkan dua (2) harakat. Hampir sama dengan kaidah hukum iqlab, cuma saja di iqlab, keadaan bibir sedikit masih terbuka.

Contoh :

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ : (Al Fil : 4)

إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ : (Al ‘Aadiyat : 11)

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَىٰ : (Al ‘Alaq : 14)

3. Al Izhar

Artinya : jelas dan nampak, maksudnya bila huruf mim bertemu dengan huruf-huruf izhar, maka harus dibaca jelas hurufnya, sebagaimana juga pada kaidah hukum izhar nun sukun.

Huruf al izhar, adalah semua huruf-huruf hijaiyah kecuali huruf mim (م) dan ba (ب)

Kapan dinamakan al izhar? Yaitu apabila mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu dari huruf al izhar

Cara membacanya adalah : harus jelas huruf mimnya dan jelas juga huruf al izharnya, sebagaimana jelasnya huruf izhar pada hukum nun sukun dan tanwin

Contoh :

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ : (Al Lahab : 4)

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ : (An Nasr : 3)

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ : (Al Kaafiruun : 3)

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ : (Al Kaafiruun : 6)

penjelasan mengenai hukum mim sukun

Penjelasan Mengenai Hukum Mim Sukun

Ikhfa Syafawi menurut ethimologi berarti menyembunyikan. Menurut istilah tajwid ialah melafalkan huruf yang sifatnya antara izhar dan idgham (tanpa tasydid) disertai dengan dengung. Dinamakan syafawi karena huruf mim dan ba makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa Syafawi hanya mempunyai satu huruf, yaitu ba.


Idgham mitslain shaghir/Idgham mimi menurut etimologi berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid ialah memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Disebut mitslain karena berasal dari dua huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Idgham mitslain shaghir mempunyai satu huruf, yaitu mim.


Izhar Syafawi menurut etimologi berarti memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah tajwid ialah melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa dengung. Dinamakan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan penisbahannya kepada izhar karena ketepatan pengucapannya sama dengan pengucapan huruf izhar. Izhar Syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiah selain huruf mim dan ba. Catatan: Jika terdapat huruf wau dan fa setelah mim sukun, huruf mim wajib dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari keraguan membacanya dengan ikhfa. Sebaliknya, huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika bertemu dengan huruf ba. Alasannya, karena makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah sama dan antara makhraj huruf mim dengan huruf fa sangat berdekatan.

hukum mim sukun

Mim Sukun
Mim Sukun yang terletak sebelum huruf hijaiah (Huruf Arab) kesemuanya kecuali ketiga-tiga Huruf Mad kerana untuk mengelakkan dari bertemu dua huruf Sukun.

1. Izhar Syafawi( الإظهار الشفوي ).
Dari sudut bahasa: Menyatakan, menerangkan sesuatu. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Mengeluarkan sebutan setiap huruf dari makhrajnya (tempat keluarnya) tanpa dengung. Ia dinamakan syafawi kerana Mim Sukun iaitu huruf yang zahir keluar dari dua bibir mulut dan ia disandarkan kepada makhraj huruf yang zahir kerana tepat sebutannya. Izhar Syafawi adalah terdiri dari dua puluh enam huruf iaitu kesemua huruf hijaiah selepas dibuang huruf Mim dan Ba'. Perlu diperhatikan apabila terdapat huruf Wau atau Fa' selepas Mim Sukun, huruf Mim Sukun mestilah dibaca secara Izhar Syafawi (dinyatakan sebutan) supaya terselamat dari keraguan membacanya secara Ikhfa' di mana huruf Mim wajib dibaca secara Ikhfa' ketika bertemu dengan huruf Ba' kerana makhraj huruf Mim dengan huruf Wau adalah sama manakala makhraj huruf Mim dengan huruf Fa' pula adalah berhampiran.

2. Ikhfa' Syafawi( الإخفاء الشفوي ).
Dari sudut bahasa: Tersembunyi Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Membaca huruf yang sifatnya antara Izhar dan Idgham tanpa sabdu serta mengekalkan sifat dengung pada huruf pertama. Ia dinamakan Syafawi kerana Huruf Mim dan Ba' sama-sama keluar dari dua bibir mulut. Ikhfa' Syafawi terdiri dari satu huruf iaitu Ba'.

3. Idgham Mithlain Saghir( إدغام مثلين صغير ).
Dari sudut bahasa: Memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Memasukkan huruf pertama yang bertanda Sukun (mati) ke dalam huruf berikutnya yang berbaris hidup dan menjadikan huruf yang berikutnya bersabdu serta terangkat lidah ketika menyebutnya. Ia dinamakan Mithlain (dua jenis huruf yang sama) kerana ia terbentuk dari dua huruf yang sama makhraj dan sifat manakala dinamakan saghir (kecil) pula ialah kerana huruf yang pertama berbaris Sukun (mati) dan huruf kedua berbaris hidup. Idgham Mithlain Saghir terdiri dari satu huruf iaitu Mim.

Kamis, 29 Juli 2010

Penjelasan mengenai ADSL

modem ADSL = Asymmetric Digital Subscriber Line, sering juga disebut modem DSL adalah peralatan yang digunakan untuk koneksi internet berbasis kabel.
modem ADSL memakai frekuensi modulasi dari 25 kHz hingga di atas 1 MHz sehingga tidak mengganggu saluran suara pada spektrum 0-4 kHz. beda modem konvensional / modem voiceband yang memakai frekuensi yang sama dengan saluran data yaitu 0-4 kHz. sehingga pada saat modem konvensional digunakan, saluran telepon tidak dapat difungsikan untuk panggilan atau menerima panggilan.
selain itu modem ADSL memiliki kecepatan antara ratusan kb/s hingga beberapa mb/s, modem konvensional terbatas pada kisaran 50-56 kilobit per detik (kb/s)

beda modem konvensional atau modem voiceband menggunakan frekuensi yang sama dengan saluran data yaitu 0-4 kHz. Sehingga pada saat modem konvensional digunakan, saluran telepon tidak dapat dipakai untuk panggilan atau menerima panggilan.

keunggulannya :
1. memiliki kecepatan lebih tinggi dibanding dgn modem biasa
2.investasi yang sangat murah berkisar 500rb, dgn biaya abonemen bervariasi dari yg termurah skitar 70rb s/d 1.5jt /bln
3. dengan adanya spliter / pemisah jalur, membuat telpon / TV Cable yg masuk tetap tidak terganggu
kekurangannya : sangat tergantung dengan kabel, jadi bila ada mslh dengan jaringan kabel koneksi akan jadi masalah dengn koneksi yg dihasilkan.
beberapa ISP yang memakai antara lain : speedy, D-Net [Surabaya], JMN [Yogyakarta], dll

Pengertian ADSL

Pengertian / defenisi, konfigurasi ADSL (Asymmetric Digital Subcriber Lines )

bagi yg sdh tahu silahkan dikoreksi klo mungkin ada yg salah ....

ADSL merupakan perkembangan selanjutnya dari HDSL. Seperti namanya, ADSL mentransmisikan data secara asimetrik, yaitu kapasitas transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke pelanggan) dan saat upstream (dari pelanggan ke jaringan). Kapasitas downstream lebih tinggi daripada kapasitas upstream. Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya yang asimetrik, antara lain karena kebutuhan kapasitas transmisinya, sifat saluran transmisi, dan sisi aplikasinya.
Kebutuhan kapasitas yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan yagn ada sampai saat ini, yaitu biasanya para pelanggan (misalnya pelanggan layanan Internet) hanya memerlukan pengambilan data (download) dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi multimedia (atau apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar), seharusnya diperlukan saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download tersebut.
Di sisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke jaringan (upload). Jika dilakukan, biasanya hanya berupa data-data kontrol atau permintaan pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan kapasitas yagn terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada keperluan upload. Jika dipaksakan untuk mempunyai rate yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Jika dilihat dari media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada (saluran telepon) tidak disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran tunggal), melainkan beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran. Biasanya dalam satu bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini, interferensi antarsaluran akan sangat mungkin banyak terjadi. Bahkan, jika dalam satu bundel yang sama terjadi transmisi data pada arah yang berlawanan, sinyal yang dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level

Senin, 26 Juli 2010

Perbedaan CRT dan LCD

Perbedaan Monitor CRT dan LCD

Perbandingan Kelebihan dan kekurangan monitor jenis CRT ataupun LCD adalah sebagai berikut:
Ukuran fisik
Ukuran fisik monitor CRT jauh lebih besar, karena memerlukan ruang untuk tabung CRT. Ukuran LCD lebih ramping sehingga sesuai untuk tempat yang terbatas atau untuk laptop.
Warna
Awalnya, warna monitor LCD hanya ratusan hingga ribuan jenis, sedang CRT sudah mencapai jutaan. Namun, LCD-LCD jenis baru telah dapat memproduksi warna yang tak terbatas sehingga tampilan lebih halus
Resolusi
Umumnya monitor CRT dapat menampilkan berbagai variasi resolusi, sedangkan monitor LCD hanya memiliki satu resolusi native, yaitu resolusi di mana tampilan yang dihasilkan mempunyai gambar paling jelas. Keadaan ini merupakan resolusi LCD tertinggi yang dapat dijangkaunya.
Kecerahan
Pada CRT kecerahan gambar tidak menjadi masalah. Pada LCD, mengingat pancaran cahaya dilakukan dari belakang, LCD memiliki level kecerahan yang berbeda dengan CRT. Ukuran kecerahan LCD biasanya dinyatakan dalam satuan nits, yaitu berkisar antara 70-250 nits. Semakin tinggi nilai nits, maka semakin cerah tampilan gambarnya.
sudut Penglihatan
Dibandingkan dengan CRT, monitor LCD memiliki sudut penglihatan yang lebih kecil, sehingga warna yang muncul bisa berubah jika  dilihat dari samping atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Namun monitor LCD dewasa ini telah memiliki sudut pandang yang lebih luas lagi
Pemakaian Daya dan Emisi Radiasi
LCD hanya memerlukan daya listrik yang kecil untuk pengoperasiannya dan tidak mengeluarkan emisi radiasi yang berbahaya jika dibandingkan dengan monitor CRT. Rata-rata monitor komputer memerlukan daya listrik 110 watt, sedangkan LCD memerlukan sekitar 30 hingga 40 watt.
Harga

Monitor LCD lebih mahal dibandingkan dengan jenis CRT.


LCD Memang Lebih Hemat Tapi Ada Solusi Untuk CRT

Berapa banyak perusahaan dan rumah yang masih menggunakan layar komputer CRT? CRT adalah singkatan dari Cathode Ray Tube yang berbentuk seperti TV biasa. Saya rasa masih lebih dari 50% orang menggunakan layar CRT. Kalau anda membeli komputer baru, mungkin anda akan lebih memilih LCD atau Liquid Crystal Display karena harganya pun sudah semakin terjangkau.

Secara teori, CRT dan LCD memiliki perbedaan dimana
CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar. LCD memiliki cahaya dibelakang yang konstan dimana intensitas kecerahan menjadi berbeda karena adanya penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang melewati panel.


Parameter Konsumsi Listrik
Monitor CRT
Monitor LCD
Konsumsi Listrik Rata-rata
76 W
20 W
Sensitivitas Warna Layar
Sangat sensitif. Menggunakan 43% lebih banyak listrik sewaktu menampilkan warna putih pada layar
Sama sekali tidak sensitif. Semua warna dianggap sama.
Sensitivitas Tingkat Kecerahan
Cukup sensitif. Layar mengkonsumsi lebih banyak listrik pada tingkat kecerahan yang lebih tinggi.
Cukup sensitif. Layar juga mengkonsumsi listrik lebih banyak pada tingkat kecerahan yang lebih tinggi.
Sensitivitas pada kontras
Tidak terlalu sensitif. (Hampir tidak ada pada kecerahan rendah)
Sama sekali tidak sensitif. Semua kontras menggunakan energi yang sama.
Konsumsi ketika standby
20 W
1-3 W

Apa itu ADSL ?

ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

Akses internet kecepatan tinggi kini dapat dinikmati oleh para pemakai internet dengan menggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). Pacific Link bekerja sama dengan PT. Telkom dengan jenis layanan MMA (Multi Media Access). Kecepatan upstream dan downstream tidak sama (asymmetric), upstream bisa mencapai 640Kbps sedangkan downstream sampai 8Mbps. Untuk layanan yang disediakan sekarang oleh Telkom MMA adalah upstream maksimum 64Kbps, downstream maksimum 512Kbps.Layanan ini menggunakan kabel telepon yang sama dengan yang digunakan para pelanggan telepon sekarang. Koneksi ADSL baik hingga jarak sekitar 5 km dari STO (Sentral Telepon Otomat) terdekat.Keuntungan
ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara simultan. Ini berarti anda dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada saat bersamaan. Ini akan memberikan kepuasan bagi Anda untuk menikmati High-Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi Anda.
Kecepatan koneksi lebih stabil karena masing-masing pemakai ADSL mempunyai jalur tersendiri hingga ke peralatan multiplexer di sisi Telkom. Kecepatan tidak terpengaruh oleh pertambahan jumlah pelanggan yang akses bersamaan.
Berbagai aplikasi multimedia masa depan, akan dapat dinikmati dengan kualitas serta kenyamanan yang optimal. Anda bisa mulai menjelajahi dunia Internet masa depan, Internet 3D – yang padat dengan animasi-video-musik.
Dapat menggunakan saluran telepon yang ada.

ADSL
Keuntungan
- Anda dapat tetap terhubung ke internet dan bisa tetap menggunakan saluran telepon untuk panggilan suara.
- Akses lebih cepat dari modem telepon biasa (tentunya ini masih tergantung dari kecepatan/bandwidth yang di berikan oleh ISP setempat dan kekuatan STO ataupun kemampuan kabel tersebut)
- ADSL tidak membutuhkan kabel baru (tapi kalo melihat kondisi di Bandung kebanyakan membutuhkan kabel baru lagi karena kabel lama yang kurang bagus).
- ISP biasanya menyediakan modem sebagai bagian dari instalasi

Kelemahan
- Koneksi ADSL bekerja lebih baik jika anda lebih dekat ke Pusat kantor penyedia layanan.
Kecepatan download lebih besar dari uploadnya (biasanya keceapatan upload setengah dari downloadnya) dikarenakan Teknologi Koneksi ADSL melayani bandwidth asimetrik.

Nama-nama pemain bola di AFSEL 2010

Afrika Selatan, Steven Pienaar (Everton) – Tengah
Afrika Selatan, Bernard Parker (FC Twente) – Depan
Afrika Selatan, Kagisho Dikgacoi (Fulham) – Tengah
Afrika Selatan, Siphiwe Tshabalala (Kaizer Chiefs) – Tengah
Afrika Selatan, Reneilwe Letsholonyane (Kaizer Chiefs) – Tengah
Afrika Selatan, Itumeleng Khune (Kaizer Chiefs) – Kiper
Afrika Selatan, Thanduyise Khuboni (Lamontville Golden Arrows) – Tengah
Afrika Selatan, Siyabonga Sangweni (Lamontville Golden Arrows) – Belakang
Afrika Selatan, Aristides Zogbo (Maccabi Netanya) – Kiper
Afrika Selatan, Katlego Mphela (Mamelodi Sundowns) – Depan
Afrika Selatan, Siboniso Gaxa (Mamelodi Sundowns) – Belakang
Afrika Selatan, Matthew Booth (Mamelodi Sundowns) – Belakang
Afrika Selatan, Vladimir Weiss (Manchester City) – Tengah
Afrika Selatan, Stephane Mbia (Marseille) – Belakang
Afrika Selatan, Amado Guevara (Motagua) – Tengah

Afrika Selatan, Moeneeb Josephs (Orlando Pirates) – Kiper
Afrika Selatan, Lucas Thwala (Orlando Pirates) – Belakang
Afrika Selatan, Jose Torres (Pachuca) – Tengah
Afrika Selatan, Ibrahim Afellay (PSV Eindhoven) – Tengah
Afrika Selatan, Medhi Lacen (Racing Santander) – Tengah
Afrika Selatan, Gelson Fernandes (Saint-Etienne) – Tengah
Afrika Selatan, Lee Woon-jae (Suwon) – Kiper
Aljazair, Carl Medjani (Ajaccio) – Belakang
Aljazair, Lounes Gaouaoui (ASO Chlef) – Kiper
Aljazair, Antar Yahia (Bochum) – Belakang
Aljazair, Karim Matmour (Borussia Monchengladbach) – Tengah
Aljazair, Habib Belaid (Boulogne Sur Mer) – Belakang
Aljazair, Faouzi Chaouchi (ES Setif) – Kiper
Aljazair, Abdelakder Laifaoui (ES Setif) – Belakang
Aljazair, Djamel Mesbah (Lecce) – Belakang
Aljazair, Landon Donovan (Los Angeles Galaxy) – Tengah
Aljazair, Radoslav Zabavnik (Mainz) – Belakang
Aljazair, Walter Gargano (Napoli) – Tengah
Aljazair, Nadir Belhadj (Portsmouth) – Belakang
Aljazair, Aaron Mokoena (Portsmouth) – Belakang
Aljazair, Mikkel Beckmann (Randers) – Tengah
Aljazair, Adam Federici (Reading) – Kiper
Aljazair, Raid Ouheb M’bolhi (Slavia Sofia) – Kiper
Aljazair, Kornel Salata (Slovan Bratislava) – Belakang
Aljazair, Juraj Kucka (Sparta Prague) – Tengah
Aljazair, Guy Roland Ndy Assembe (Valenciennes) – Kiper
Aljazair, Diego Benaglio (Wolfsburg) – Kiper
Aljazair, Marcus Hahnemann (Wolverhampton Wanderers) – Kiper
Amerika Serikat, Oguchi Onyewu (AC Milan) – Belakang
Amerika Serikat, Benny Feilhaber (AGF Aarhus) – Tengah
Amerika Serikat, Brad Guzan (Aston Villa) – Kiper
Amerika Serikat, Stuart Holden (Bolton) – Tengah
Amerika Serikat, Michael Bradley (Borussia Moenchengladbach) – Tengah
Amerika Serikat, Jonathan Bornstein (Chivas USA) – Belakang
Amerika Serikat, Ricardo Clark (Eintracht Frankfurt) – Tengah
Amerika Serikat, Tim Howard (Everton) – Kiper
Amerika Serikat, Clint Dempsey (Fulham) – Tengah
Amerika Serikat, Steve Cherundolo (Hannover) – Belakang
Amerika Serikat, Jozy Altidore (Hull) – Depan
Amerika Serikat, Clarence Goodson (IK Start) – Belakang
Amerika Serikat, Edson Buddle (Los Angeles Galaxy) – Depan
Amerika Serikat, Hakan Yakin (Luzern) – Depan
Amerika Serikat, Edgar Benitez (Pachuca) – Depan
Amerika Serikat, Paul Aguilar (Pachuca) – Belakang
Amerika Serikat, DaMarcus Beasley (Rangers) – Tengah
Amerika Serikat, Madjid Bougherra (Rangers) – Belakang
Amerika Serikat, Claudio Bravo (Real Sociedad) – Kiper
Amerika Serikat, Kim Kyong Il (Rimyongsu) – Tengah
Amerika Serikat, Tim Brown (Wellington Phoenix) – Tengah
Amerika Serikat, Guillermo Franco (West Ham United) – Depan
Amerika Serikat, Nenad Milijas (Wolves) – Tengah
Argentina, Sergio Aguero (Atl?tico Madrid) – Depan
Argentina, Sergio Romero (AZ Alkmaar) – Kiper
Argentina, Lionel Messi (Barcelona) – Depan
Argentina, Martin Demichelis (Bayern Munich) – Belakang
Argentina, Angel Di Maria (Benfica) – Tengah
Argentina, Martin Palermo (Boca Juniors) – Depan
Argentina, Mariano Andujar (Catania) – Kiper
Argentina, Diego Pozo (Colon) – Kiper
Argentina, Ariel Garce (Colon) – Belakang
Argentina, Juan Sebastian Veron (Estudiantes) – Tengah
Argentina, Clemente Rodriguez (Estudiantes) – Belakang
Argentina, Mario Bolatti (Fiorentina) – Tengah
Argentina, Walter Samuel (Inter Milan) – Belakang
Argentina, Diego Milito (Internazionale) – Depan
Argentina, Maximiliano Rodriguez (Liverpool) – Tengah
Argentina, Javier Mascherano (Liverpool) – Tengah
Argentina, Kolo Toure (Manchester City) – Belakang
Argentina, Glen Moss (Melbourne Victory) – Kiper
Argentina, Jeremy Brockie (Newcastle Jets) – Tengah
Argentina, Mark Bresciano (Palermo) – Tengah
Argentina, Sergio Ramos (Real Madrid) – Belakang
Argentina, Anthony Annan (Rosenborg) – Tengah
Argentina, Ignacio Gonzalez (Valencia) – Tengah
Australia, Michael Beauchamp (Al-Jazira) – Belakang
Australia, Mile Jedinak (Antalyaspor) – Tengah
Australia, Brett Holman (AZ Alkmaar) – Tengah
Australia, Scott Chipperfield (Basel) – Belakang
Australia, Brett Emerton (Blackburn Rovers) – Tengah
Australia, Vince Grella (Blackburn Rovers) – Tengah
Australia, Luke Wilkshire (Dynamo Moscow) – Belakang
Australia, Tim Cahill (Everton) – Tengah
Australia, Mark Schwarzer (Fulham) – Kiper
Australia, Harry Kewell (Galatasaray) – Tengah
Australia, Lucas Neill (Galatasaray) – Belakang
Australia, Jason Culina (Gold Coast) – Tengah
Australia, Richard Garcia (Hull City) – Tengah
Australia, Mark Milligan (JEF United) – Belakang
Australia, Chris Killen (Middlesbrough) – Depan
Australia, Seigo Narazaki (Nagoya Grampus) – Kiper
Australia, Angelos Charisteas (Nuremberg) – Depan
Australia, Edinson Cavani (Palermo) – Depan
Australia, Achille Emana (Real Betis) – Tengah
Australia, Martin Jakubko (Saturn Moscow) – Depan
Australia, David Carney (Twente Enschede) – Belakang
Australia, Waldo Ponce (U. Catolica) – Belakang
Australia, Andjelko Djuricic (Uniao Leiria) – Kiper
Belanda, Klaas Jan Huntelaar (AC Milan) – Depan
Belanda, Demy de Zeeuw (Ajax) – Tengah
Belanda, Maarten Stekelenburg (Ajax) – Kiper
Belanda, Gregory van der Wiel (Ajax) – Belakang
Belanda, Robin van Persie (Arsenal) – Depan
Belanda, Stijn Schaars (AZ Alkmaar) – Tengah
Belanda, Mark van Bommel (Bayern Munich) – Tengah
Belanda, Arjen Robben (Bayern Munich) – Depan
Belanda, Edson Braafheid (Celtic) – Belakang
Belanda, John Heitinga (Everton) – Belakang
Belanda, Sander Boschker (FC Twente) – Kiper
Belanda, Michel Vorm (FC Utrecht) – Kiper
Belanda, Giovanni van Bronckhorst (Feyenoord) – Belakang
Belanda, Eljero Elia (Hamburg) – Depan
Belanda, Joris Mathijsen (Hamburg) – Belakang
Belanda, Wesley Sneijder (Inter Milan) – Tengah
Belanda, Ryan Babel (Liverpool) – Depan
Belanda, Boubacar Barry (Lokeren) – Kiper
Belanda, Roque Santa Cruz (Manchester City) – Depan
Belanda, Andre Ooijer (PSV Eindhoven) – Belakang
Belanda, Dario Veron (Pumas) – Belakang
Belanda, Iker Casillas (Real Madrid) – Kiper
Belanda, Cristian Riveros (Sunderland) – Tengah
Brasil, Thiago Silva (AC Milan) – Belakang
Brasil, Doni (AS Roma) – Kiper
Brasil, Juan (AS Roma) – Belakang
Brasil, Daniel Alves (Barcelona) – Belakang
Brasil, Ramires (Benfica) – Tengah
Brasil, Luisao (Benfica) – Belakang
Brasil, Gilberto (Cruzeiro) – Belakang
Brasil, Felipe Melo (Fiorentina) – Tengah
Brasil, Kleberson (Flamengo) – Tengah
Brasil, Elano (Galatasaray) – Tengah
Brasil, Julio Cesar (Inter Milan) – Kiper
Brasil, Maicon (Inter Milan) – Belakang
Brasil, Lucio (Inter Milan) – Belakang
Brasil, Steve Mandanda (Olympique Marseille) – Kiper
Brasil, Alexandros Tzorvas (Panathinaikos) – Kiper
Brasil, Rafael van der Vaart (Real Madrid) – Tengah
Brasil, Nicolas Burdisso (Roma) – Belakang
Brasil, Carl Valeri (Sassuolo) – Tengah
Brasil, Sebastien Squillaci (Sevilla) – Belakang
Brasil, Sebastien Bassong (Tottenham) – Belakang
Brasil, Obafemi Martins (VfL Wolfsburg) – Depan
Brasil, Nilmar (Villarreal) – Depan
Brasil, Diego Godin (Villarreal) – Belakang
Chile, Jorge Valdivia (Al Ain) – Tengah
Chile, Jean Beausejour (America) – Tengah
Chile, Arturo Vidal (Bayern Leverkusen) – Tengah
Chile, Rodrigo Tello (Besiktas) – Tengah
Chile, Gary Medel (Boca Juniors) – Belakang
Chile, Rodrigo Millar (Colo-Colo) – Tengah
Chile, Esteban Paredes (Colo-Colo) – Depan
Chile, Mark Gonzlez (CSKA Moscow) – Depan
Chile, Gonzalo Fierro (Flamengo) – Depan
Chile, Kostas Chalkias (PAOK Salonika) – Kiper
Chile, Ivan Obradovic (Real Zaragoza) – Belakang
Chile, Asamoah Gyan (Rennes) – Depan
Chile, Vladimir Stojkovic (Sporting Lisbon) – Kiper
Chile, Ismael Fuentes (U. Catolica) – Belakang
Chile, Marco Estrada (U. de Chile) – Tengah
Chile, Miguel Pinto (U. de Chile) – Kiper
Chile, Gokhan Inler (Udinese) – Tengah
Chile, Aleksandar Lukovic (Udinese) – Belakang
Chile, Kim Young-kwang (Ulsan) – Kiper
Chile, Alvaro Fernandez (Universidad de Chile) – Tengah
Chile, Valon Behrami (West Ham) – Tengah
Chile, Shunsuke Nakamura (Yokohama Marinos) – Tengah
Chile, Danko Lazovic (Zenit St Petersburg) – Depan
Denmark, Martin Jorgensen (AGF) – Tengah
Denmark, Jakob Poulsen (AGF) – Tengah
Denmark, Dennis Rommedahl (Ajax) – Tengah
Denmark, Christian Eriksen (Ajax) – Tengah
Denmark, Nicklas Bendtner (Arsenal) – Depan
Denmark, Simon Busk Poulsen (AZ Alkmaar) – Belakang
Denmark, Lars Jacobsen (Blackburn) – Belakang
Denmark, Stefan Andersen (Brondby) – Kiper
Denmark, Soeren Larsen (Duisburg) – Depan
Denmark, Jesper Gronkjaer (FC Copenhagen) – Tengah
Denmark, Jesper Christiansen (FC Copenhagen) – Kiper
Denmark, William Kvist Jorgensen (FC Copenhagen) – Belakang
Denmark, Thomas Enevoldsen (FC Groningen) – Tengah
Denmark, Jon Dahl Tomasson (Feyenoord) – Depan
Denmark, Per Kroldrup (Fiorentina) – Belakang
Denmark, Christian Poulsen (Juventus) – Tengah
Denmark, Dirk Kuyt (Liverpool ) – Depan
Denmark, Surprise Moriri (Mamelodi Sundowns) – Tengah
Denmark, Sotiris Ninis (Panathinaikos) – Tengah
Denmark, Maurice Edu (Rangers) – Tengah
Denmark, Zdravko Kuzmanovic (Stuttgart) – Tengah
Denmark, Tim Wiese (Werder Bremen) – Kiper
Denmark, Karim Ziani (Wolfsburg) – Tengah
Ghana, Dominic Adiyiah (AC Milan) – Depan
Ghana, Quincy Owusu Abeyie (Al Sadd) – Tengah
Ghana, Andre Ayew (Arles-Avignon) – Tengah
Ghana, Hans Sarpei (Bayer Leverkusen) – Belakang
Ghana, Lee Addy (Bechem Chelsea) – Belakang
Ghana, Stephen Appiah (Bologna) – Tengah
Ghana, Samuel Inkoom (FC Basel) – Belakang
Ghana, John Paintsil (Fulham) – Belakang
Ghana, Derek Boateng (Getafe) – Tengah
Ghana, Jonathan Mensah (Grenada) – Belakang
Ghana, Stephen Ahorlu (Hearts of Lions) – Kiper
Ghana, Prince Tagoe (Hoffenheim) – Depan
Ghana, Isaac Vorsah (Hoffenheim) – Belakang
Ghana, Sulley Muntari (Inter Milan) – Tengah
Ghana, Daniel Agyei (Liberty Professionals) – Kiper
Ghana, Nejc Pecnik (Nacional Funchal) – Depan
Ghana, Hassan Yebda (Portsmouth) – Tengah
Ghana, Carlos Bocanegra (Rennes) – Belakang
Ghana, MacBeth Sibaya (Rubin Kazan) – Tengah
Ghana, Bongani Khumalo (SuperSport United) – Belakang
Ghana, Samir Handanovic (Udinese) – Kiper
Ghana, Maynor Figueroa (Wigan) – Belakang
Ghana, Humberto Suazo (Zaragoza) – Depan
Honduras, Victor Bernardez (Anderlecht) – Belakang
Honduras, Edgard Alvarez (Bari) – Tengah
Honduras, David Suazo (Genoa) – Depan
Honduras, Mauricio Sabillon (Hangzhou Luchen) – Belakang
Honduras, Roger Espinoza (Kansas City Wizards) – Tengah
Honduras, Shu-Aib Walters (Maritzburg United) – Kiper
Honduras, Ricardo Canales (Motagua) – Kiper
Honduras, Georgie Welcome (Motagua) – Depan
Honduras, Sergio Mendoza (Motagua) – Belakang
Honduras, Emilio Izaguirre (Motagua) – Belakang
Honduras, Michael McGlinchey (Motherwell) – Tengah
Honduras, Danilo Turcios (Olimpia) – Tengah
Honduras, Noel Valladares (Olimpia) – Kiper
Honduras, Donis Escober (Olimpia) – Kiper
Honduras, Carlos Bonet (Olimpia) – Belakang
Honduras, Johnny Palacios (Olimpia) – Belakang
Honduras, Vasilis Torosidis (Olympiakos) – Belakang
Honduras, Rory Fallon (Plymouth Argyle) – Depan
Honduras, Xabi Alonso (Real Madrid) – Tengah
Honduras, Gomes (Tottenham) – Kiper
Honduras, Giovani dos Santos (Tottenham Hotspur) – Depan
Honduras, Richard Kingson (Wigan) – Kiper
Honduras, Steve Gohouri (Wigan Athletic) – Belakang
Inggris, James Milner (Aston Villa) – Tengah
Inggris, Emile Heskey (Aston Villa) – Depan
Inggris, Stephen Warnock (Aston Villa) – Belakang
Inggris, Joe Cole (Chelsea) – Tengah
Inggris, Frank Lampard (Chelsea) – Tengah
Inggris, John Terry (Chelsea) – Belakang
Inggris, Ashley Cole (Chelsea) – Belakang
Inggris, Steven Gerrard (Liverpool) – Tengah
Inggris, Jamie Carragher (Liverpool) – Belakang
Inggris, Glen Johnson (Liverpool) – Belakang
Inggris, Gareth Barry (Manchester City) – Tengah
Inggris, Nigel de Jong (Manchester City) – Tengah
Inggris, Javier Hernandez (Manchester United) – Depan
Inggris, Nemanja Vidic (Manchester United) – Belakang
Inggris, Jasmin Handanovic (Mantova) – Kiper
Inggris, Wilson Palacios (Tottenham Hotspur) – Tengah
Inggris, Jermain Defoe (Tottenham Hotspur) – Depan
Inggris, Ledley King (Tottenham Hotspur) – Belakang
Inggris, Andre-Pierre Gignac (Toulouse) – Depan
Inggris, Jonathan Spector (West Ham) – Belakang
Inggris, Joe Hart () – Kiper
Inggris, David James () – Kiper
Inggris, Adolfo Bautista () – Depan
Italia, Andrea Pirlo (AC Milan) – Tengah
Italia, Leonardo Bonucci (Bari) – Belakang
Italia, Federico Marchetti (Cagliari) – Kiper
Italia, Riccardo Montolivo (Fiorentina) – Tengah
Italia, Alberto Gilardino (Fiorentina) – Depan
Italia, Salvatore Bocchetti (Genoa) – Belakang
Italia, Domenico Criscito (Genoa) – Belakang
Italia, Mauro Camoranesi (Juventus) – Tengah
Italia, Claudio Marchisio (Juventus) – Tengah
Italia, Gianluigi Buffon (Juventus) – Kiper
Italia, Vincenzo Iaquinta (Juventus) – Depan
Italia, Giorgio Chiellini (Juventus) – Belakang
Italia, Fabio Cannavaro (Juventus) – Belakang
Italia, Gianluca Zambrotta (Milan) – Belakang
Italia, Diego Perez (Monaco) – Tengah
Italia, Fabio Quagliarella (Napoli) – Depan
Italia, Christian Maggio (Napoli) – Belakang
Italia, Andy Boyens (New York Red Bulls) – Belakang
Italia, Julio Baptista (Roma) – Tengah
Italia, Giampaolo Pazzini (Sampdoria) – Depan
Italia, Reto Ziegler (Sampdoria) – Belakang
Italia, Kwadwo Asamoah (Udinese) – Tengah
Italia, Alexis Snchez (Udinese) – Depan
Jepang, Kisho Yano (Albirex Niigata) – Depan
Jepang, Takayuki Morimoto (Catania) – Depan
Jepang, Keisuke Honda (CSKA Moscow) – Tengah
Jepang, Yuto Nagatomo (FC Tokyo) – Belakang
Jepang, Yasuyuki Konno (FC Tokyo) – Belakang
Jepang, Yasuhito Endo (Gamba Osaka) – Tengah
Jepang, Daisuke Matsui (Grenoble) – Tengah
Jepang, Yoshikatsu Kawaguchi (Jubilo Iwata) – Kiper
Jepang, Yuichi Komano (Jubilo Iwata) – Belakang
Jepang, Daiki Iwamasa (Kashima Antlers) – Belakang
Jepang, Atsuto Uchida (Kashima Antlers) – Belakang
Jepang, Kengo Nakamura (Kawasaki Frontale) – Tengah
Jepang, Junichi Inamoto (Kawasaki Frontale) – Tengah
Jepang, Eiji Kawashima (Kawasaki Frontale) – Kiper
Jepang, Keiji Tamada (Nagoya Grampus) – Depan
Jepang, Marcus Tulio Tanaka (Nagoya Grampus) – Belakang
Jepang, Djamel Abdoun (Nantes) – Tengah
Jepang, Alexandros Tziolis (Siena) – Tengah
Jepang, Nicolas Otamendi (V?lez Sarsfield) – Belakang
Jepang, Dalibor Stevanovic (Vitesse Arnhem) – Tengah
Jepang, Thomas Kahlenberg (Wolfsburg) – Tengah
Jepang, Yuji Nakazawa (Yokohama Marinos) – Belakang
Jepang, Marco Wolfli (Young Boys) – Kiper
Jerman, Toni Kroos (Bayer Leverkusen) – Tengah
Jerman, Stefan Kiessling (Bayer Leverkusen) – Depan
Jerman, Bastian Schweinsteiger (Bayern Munich) – Tengah
Jerman, Hans-Jorg Butt (Bayern Munich) – Kiper
Jerman, Thomas Muller (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Miroslav Klose (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Mario Gomez (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Philipp Lahm (Bayern Munich) – Belakang
Jerman, Holger Badstuber (Bayern Munich) – Belakang
Jerman, Piotr Trochowski (Hamburg) – Tengah
Jerman, Marcell Jansen (Hamburg) – Belakang
Jerman, Jerome Boateng (Hamburg) – Belakang
Jerman, Dennis Aogo (Hamburg) – Belakang
Jerman, Arne Friedrich (Hertha Berlin) – Belakang
Jerman, Lukas Podolski (Koeln) – Depan
Jerman, Erik Jendrisek (Schalke) – Depan
Jerman, Cacau (Stuttgart) – Depan
Jerman, Serdar Tasci (Stuttgart) – Belakang
Jerman, Khalid Boulahrouz (Stuttgart) – Belakang
Jerman, Mesut Ozil (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Marko Marin (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Daniel Jensen (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Hugo Almeida (Werder Bremen) – Depan
Kamerun, Eyong Enoh (Ajax) – Tengah
Kamerun, Geremi (Ankaragucu) – Belakang
Kamerun, Alex Song (Arsenal) – Tengah
Kamerun, Landry NGuemo (Celtic) – Tengah
Kamerun, Vincent Aboubakar (Coton Sport) – Depan
Kamerun, Carlos Kameni (Espanyol) – Kiper
Kamerun, Mohamadou Idrissou (Freiburg) – Depan
Kamerun, Samuel Eto’o (Inter Milan) – Depan
Kamerun, Georges Mandjeck (Kaiserslautern) – Tengah
Kamerun, Hamidou Souleymanou (Kayserispor) – Kiper
Kamerun, Aurelien Chedjou (Lille) – Belakang
Kamerun, Tsepo Masilela (Maccabi Haifa) – Belakang
Kamerun, Gabriel Heinze (Marseille) – Belakang
Kamerun, Siyabonga Nomvete (Moroka Swallows) – Depan
Kamerun, Kim Bo-kyung (Oita) – Tengah
Kamerun, Carlos Pavon (Real Espana) – Depan
Kamerun, Robbie Findley (Real Salt Lake) – Depan
Kamerun, Manuel Neuer (Schalke) – Kiper
Kamerun, Benoit Assou-Ekotto (Tottenham) – Belakang
Kamerun, Aaron Lennon (Tottenham Hotspur) – Tengah
Kamerun, Blaise Nkufo (Twente) – Depan
Kamerun, Siaka Tiene (Valenciennes) – Belakang
Kamerun, Justo Villa (Valladolid) – Kiper
Korea Selatan, Lee Young-pyo (Al Hilal) – Belakang
Korea Selatan, Lee Chung-yong (Bolton) – Tengah
Korea Selatan, Ki Sung-yong (Celtic) – Tengah
Korea Selatan, Ahn Jung-hwan (Dalian) – Depan
Korea Selatan, Cha Doo-ri (Freiburg) – Belakang
Korea Selatan, Kim Jung-woo (Gwangju) – Tengah
Korea Selatan, Cho Yong-hyung (Jeju) – Belakang
Korea Selatan, Lee Dong-gook (Jeonbuk) – Depan
Korea Selatan, Lee Jung-soo (Kashima) – Belakang
Korea Selatan, Michael Carrick (Manchester United) – Tengah
Korea Selatan, Nicolas Nkoulou (Monaco) – Belakang
Korea Selatan, Ramon Nunez (Olimpia) – Tengah
Korea Selatan, Kim Hyung-il (Pohang) – Belakang
Korea Selatan, Jan Kozak (Politehnica Timisoara) – Tengah
Korea Selatan, Lee Seung-ryul (Seoul) – Depan
Korea Selatan, Didier Zokora (Sevilla) – Tengah
Korea Selatan, Yeom Ki-hun (Suwon) – Depan
Korea Selatan, Kang Min-soo (Suwon) – Belakang
Korea Selatan, Robert Koren (tak ada klub) – Tengah
Korea Selatan, Julio Cesar de Leon (Torino) – Tengah
Korea Selatan, Oh Beom-seok (Ulsan) – Belakang
Korea Selatan, Kim Dong-jin (Ulsan) – Belakang
Korea Selatan, Simon Elliott (unattached) – Tengah
Korea Utara, Pak Nam Chol (April 25) – Tengah
Korea Utara, Mun In Guk (April 25) – Tengah
Korea Utara, Ji Yun Nam (April 25) – Tengah
Korea Utara, Kim Kum Il (April 25) – Depan
Korea Utara, Choe Kum Chol (April 25) – Depan
Korea Utara, Ri Kwang Chon (April 25) – Belakang
Korea Utara, Nam Song Chol (April 25) – Belakang
Korea Utara, Kim Myong Won (Amrokgang) – Kiper
Korea Utara, Kim Myong Gil (Amrokgang) – Kiper
Korea Utara, Pak Nam Chol (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Pak Chol Jin (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Cha Jong Hyok (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Hong Yong Jo (FC Rostov) – Depan
Korea Utara, Jong Tae Se (Kawasaki Frontale) – Depan
Korea Utara, Ri Kwang Hyok (Kyonggongop) – Belakang
Korea Utara, Christos Patsatzoglou (Omonia) – Tengah
Korea Utara, Kim Yong Jun (Pyongyang City) – Tengah
Korea Utara, Ri Myong Guk (Pyongyang City) – Kiper
Korea Utara, Anele Ngcongoa (Racing Genk) – Belakang
Korea Utara, An Chol Hyok (Rimyongsu) – Depan
Korea Utara, Daniele De Rossi (Roma) – Tengah
Korea Utara, Ri Jun Il (Sobaeksu) – Belakang
Korea Utara, Riad Boudebouz (Sochaux) – Tengah
Meksiko, Guillermo Ochoa (America) – Kiper
Meksiko, Carlos Vela (Arsenal) – Depan
Meksiko, Jorge Torres Nilo (Atlas) – Belakang
Meksiko, Hector Moreno (AZ Alkmaar) – Belakang
Meksiko, Rafael Marquez (Barcelona) – Belakang
Meksiko, Alberto Medina (both Guadalajara) – Depan
Meksiko, Oscar Perez (Chiapas) – Kiper
Meksiko, Gerardo Torrado (Cruz Azul) – Tengah
Meksiko, Andres Guardado (Deportivo Coruna) – Tengah
Meksiko, Luis Ernesto Michel (Guadalajara) – Kiper
Meksiko, Jonny Magallon (Guadalajara) – Belakang
Meksiko, Carlos Salcido (keduanya PSV Eindhoven) – Belakang
Meksiko, Wayne Rooney (Manchester United) – Depan
Meksiko, Javier Pastore (Palermo) – Tengah
Meksiko, Pablo Barrera (Pumas UNAM) – Depan
Meksiko, Efrain Juarez (Pumas UNAM) – Belakang
Meksiko, Ri Chol Myong (Pyongyang City) – Tengah
Meksiko, Peter Crouch (Tottenham Hotspur) – Depan
Meksiko, Arthur Boka (VfB Stuttgart) – Belakang
Meksiko, Zlatko Dedic (VfL Bochum) – Depan
Meksiko, Hendry Thomas (Wigan) – Tengah
Meksiko, Francisco Rodriguez () – Belakang
Meksiko, () –
Nigeria, Sani Kaita (Alania Vladikavhaz) – Tengah
Nigeria, Kalu Uche (Almeria) – Tengah
Nigeria, Dele Aiyenugba (Bnei Yehuda) – Kiper
Nigeria, Danny Shittu (Bolton Wanderers) – Belakang
Nigeria, John Obi Mikel (Chelsea) – Tengah
Nigeria, Chidi Odiah (CSKA Moscow) – Belakang
Nigeria, Yusuf Ayila (Dynamo Kiev) – Tengah
Nigeria, Yakubu Aiyegbeni (Everton) – Depan
Nigeria, Joseph Yobo (Everton) – Belakang
Nigeria, Dickson Etuhu (Fulham) – Tengah
Nigeria, Austin Ejide (Hapoel Petah Tikvah) – Kiper
Nigeria, Vincent Enyeama (Hapoel Tel Aviv) – Kiper
Nigeria, Chinedu Obasi (Hoffenheim) – Depan
Nigeria, Branko Ilic (Lokomotiv Moscow) – Belakang
Nigeria, Duda (Malaga) – Belakang
Nigeria, Park Chu-young (Monaco) – Depan
Nigeria, An Yong Hak (Omiya Ardija) – Tengah
Nigeria, John Utaka (Portsmouth) – Tengah
Nigeria, Kevin-Prince Boateng (Portsmouth) – Tengah
Nigeria, Carlos Carmona (Reggina) – Tengah
Nigeria, Kamil Kopunek (Spartak Trnava) – Tengah
Nigeria, Milan Jovanovic (Standard Liege) – Tengah
Nigeria, Grafite (VfL Wolfsburg) – Depan
Pantai Gading, Emmanuel Eboue (Arsenal) – Belakang
Pantai Gading, Daniel Yeboah (ASEC Abidjan) – Kiper
Pantai Gading, Yaya Toure (Barcelona) – Tengah
Pantai Gading, Salomon Kalou (Chelsea) – Depan
Pantai Gading, Didier Drogba (Chelsea) – Depan
Pantai Gading, Abdelkader Keita (Galatasaray) – Tengah
Pantai Gading, Guy Demel (Hamburg SV) – Belakang
Pantai Gading, Souleymane Bamba (Hibernian) – Belakang
Pantai Gading, Emmanuel Kone (International Curtea Arges) – Tengah
Pantai Gading, Aruna Dindane (Lekhwiya) – Depan
Pantai Gading, Gervais Yao Kouassi (Lille) – Tengah
Pantai Gading, Peter Odemwingie (Lokomotiv Moscow) – Depan
Pantai Gading, Andrej Komac (Maccabi Tel Aviv) – Tengah
Pantai Gading, Zoran Tosic (Manchester United) – Tengah
Pantai Gading, Haruna Lukman (Monaco) – Tengah
Pantai Gading, Christian Koffi Ndri (Sevilla) – Tengah
Pantai Gading, Jesus Navas (Sevilla) – Depan
Pantai Gading, Nikita Rukavytsya (Twente Enschede) – Depan
Pantai Gading, Benjamin Brou Angoua (Valenciennes) – Belakang
Pantai Gading, Gaetan Bong (Valenciennes) – Belakang
Pantai Gading, Ricardo Osorio (VfB Stuttgart) – Belakang
Pantai Gading, Andraz Kirm (Wisla Krakow) – Tengah
Pantai Gading, Bojan Isailovic (Zaglebie Lubin) – Kiper
Paraguay, Nestor Ortigoza (Argentinos Juniors) – Tengah
Paraguay, Edgar Barreto (Atalanta) – Tengah
Paraguay, Julio Cesar Caceres (Atletico Mineiro) – Belakang
Paraguay, Oscar Cardozo (Benfica) – Depan
Paraguay, Claudio Morel (Boca Juniors) – Belakang
Paraguay, Lucas Barrios (Borussia Dormund) – Depan
Paraguay, Nelson Haedo Valdez (Borussia Dortmund) – Depan
Paraguay, Antolin Alcaraz (Brugge) – Belakang
Paraguay, Diego Barreto (Cerro Porteno) – Kiper
Paraguay, Aldo Bobadilla (Independiente Medellin) – Kiper
Paraguay, Denis Caniza (Leon) – Belakang
Paraguay, Victor Caceres (Libertad) – Tengah
Paraguay, Rodolfo Gamarra (Libertad) – Depan
Paraguay, Enrique Vera (Liga de Quito) – Tengah
Paraguay, Carlos Tevez (Manchester City) – Depan
Paraguay, Oscar Garcia (Olimpia) – Belakang
Paraguay, Herculez Gomez (Pachuca) – Depan
Paraguay, Israel Castro (Pumas UNAM) – Tengah
Paraguay, Depan: Robinho (Santos) – Depan
Paraguay, Paulo Da Silva (Sunderland) – Belakang
Paraguay, John Mensah (Sunderland) – Belakang
Paraguay, Dusan Kuciak (Vaslui) – Kiper
Paraguay, Makoto Hasebe (Wolfsburg) – Tengah
Portugal, Tiago (Atletico Madrid) – Tengah
Portugal, Simao Sabrosa (Atletico Madrid) – Depan
Portugal, Fabio Coentrao (Benfica) – Belakang
Portugal, Eduardo (Braga) – Kiper
Portugal, Deco (Chelsea) – Tengah
Portugal, Ricardo Carvalho (Chelsea) – Belakang
Portugal, Paulo Ferreira (Chelsea) – Belakang
Portugal, Daniel Fernandes (Iraklis) – Kiper
Portugal, Ricardo Costa (Lille) – Belakang
Portugal, Patrick Mtiliga (Malaga) – Belakang
Portugal, Park Ji-sung (Manchester United) – Tengah
Portugal, Beto (Porto) – Kiper
Portugal, Jorge Fucile (Porto) – Belakang
Portugal, Bruno Alves (Porto) – Belakang
Portugal, Nwankwo Kanu (Portsmouth) – Tengah
Portugal, Gonzalo Higua?n (Real Madrid) – Depan
Portugal, Achille Webo (Real Mallorca) – Depan
Portugal, Miguel Veloso (Sporting Lisbon) – Tengah
Portugal, Matas Fernndez (Sporting Lisbon) – Tengah
Portugal, Elderson Echiejile (Stade Rennes) – Belakang
Portugal, Foued Kadir (Valenciennes) – Tengah
Portugal, Marek Cech (West Brom) – Belakang
Portugal, Johnny Leoni (Zurich) – Kiper
Prancis, Abou Diaby (Arsenal) – Tengah
Prancis, William Gallas (Arsenal) – Belakang
Prancis, Gal Clichy (Arsenal) – Belakang
Prancis, Bacary Sagna (Arsenal) – Belakang
Prancis, Thierry Henry (Barcelona) – Depan
Prancis, Eric Abidal (Barcelona) – Belakang
Prancis, Franck Ribry (Bayern Munich) – Depan
Prancis, Florent Malouda (Chelsea) – Tengah
Prancis, Nicolas Anelka (Chelsea) – Depan
Prancis, Yoann Gourcuff (Girondins Bordeaux) – Tengah
Prancis, Alou Diarra (Girondins Bordeaux) – Tengah
Prancis, Cdric Carrasso (Girondins Bordeaux) – Kiper
Prancis, Marc Planus (Girondins Bordeaux) – Belakang
Prancis, Rio Ferdinand (Manchester United) – Belakang
Prancis, Hugo Lloris (Olympique Lyon) – Kiper
Prancis, Sidney Govou (Olympique Lyon) – Depan
Prancis, Anthony Reveillere (Olympique Lyon) – Belakang
Prancis, Michel Bastos (Olympique Lyon) – Belakang
Prancis, Mathieu Valbuena (Olympique Marseille) – Depan
Prancis, Taye Taiwo (Olympique Marseille) – Belakang
Prancis, Nikos Spiropoulos (Panathinaikos) – Belakang
Prancis, Shinji Okazaki (Shimizu S-Pulse) – Depan
Prancis, Rigobert Song (Trabzonspor) – Belakang
Selandia Baru, Ivan Vicelich (Auckland City) – Belakang
Selandia Baru, Ryan Nelsen (Blackburn Rovers) – Belakang
Selandia Baru, Aaron Clapham (Canterbury United) – Tengah
Selandia Baru, Winston Reid (FC Midtjylland) – Belakang
Selandia Baru, Jeremy Christie (FC Tampa Bay) – Tengah
Selandia Baru, Shane Smeltz (Gold Coast United) – Depan
Selandia Baru, Tommy Smith (Ipswich Town) – Belakang
Selandia Baru, Brad Jones (Middlesbrough) – Kiper
Selandia Baru, Gennaro Gattuso (Milan) – Tengah
Selandia Baru, Matthew Amoah (NAC Breda) – Depan
Selandia Baru, Jonas Gutierrez (Newcastle) – Tengah
Selandia Baru, Suad Filekovic (NK Maribor) – Belakang
Selandia Baru, Kim Jae-sung (Pohang) – Tengah
Selandia Baru, James Bannatyne (Team Wellington) – Kiper
Selandia Baru, Kim Nam-il (Tomsk) – Tengah
Selandia Baru, David Mulligan (unattached) – Tengah
Selandia Baru, Craig Moore (unattached) – Belakang
Selandia Baru, Leo Bertos (Wellington Phoenix) – Tengah
Selandia Baru, Mark Paston (Wellington Phoenix) – Kiper
Selandia Baru, Tony Lochhead (Wellington Phoenix) – Belakang
Selandia Baru, Ben Sigmund (Wellington Phoenix) – Belakang
Selandia Baru, Per Mertesacker (Werder Breme) – Belakang
Selandia Baru, Gonzalo Jara (West Bromwich Albion) – Belakang
Serbia, Antonio Rukavina (1860 Munich) – Belakang
Serbia, Marko Pantelic (Ajax) – Depan
Serbia, Nikola Zigic (Birmingham) – Depan
Serbia, Neven Subotic (Borussia Dortmund) – Belakang
Serbia, Branislav Ivanovic (Chelsea) – Belakang
Serbia, Milos Krasic (CSKA Moscow) – Tengah
Serbia, Milos Ninkovic (Dynamo Kiev) – Tengah
Serbia, Gojko Kacar (Hertha Berlin) – Tengah
Serbia, Dejan Stankovic (Inter Milan) – Tengah
Serbia, Aleksandar Kolarov (Lazio) – Belakang
Serbia, Nani (Manchester United) – Tengah
Serbia, Patrice Evra (Manchester United) – Belakang
Serbia, Egidio Arevalo Rios (Penarol) – Tengah
Serbia, Rabiu Afolabi (Red Bull Salzburg) – Belakang
Serbia, Liedson (Sporting Lisbon) – Depan
Serbia, Pantelis Kapetanos (Steaua Bucharest) – Depan
Serbia, Sami Khedira (Stuttgart) – Tengah
Serbia, Mauricio Isla (Udinese) – Belakang
Serbia, Luis Marn (Union Espanola) – Kiper
Serbia, Jay DeMerit (Watford) – Belakang
Serbia, Zdeno Strba (Xanthi) – Tengah
Serbia, Rahim Ayew (Zamalek) – Belakang
Serbia, Danny (Zenit St Petersburg) – Depan
Slovakia, Marek Sapara (Ankaragucu) – Tengah
Slovakia, Filip Holosko (Besiktas) – Depan
Slovakia, Stanislav Sestak (Bochum) – Depan
Slovakia, Martin Petras (Cesena) – Belakang
Slovakia, Miroslav Stoch (Chelsea) – Tengah
Slovakia, Dusan Pernis (Dundee United) – Kiper
Slovakia, Jan Durica (Hannover) – Belakang
Slovakia, Jan Mucha (Legia Warsaw) – Kiper
Slovakia, Robert Vittek (Lille) – Depan
Slovakia, Martin Skrtel (Liverpool) – Belakang
Slovakia, Obinna Nsofor (Malaga) – Depan
Slovakia, Shaun Wright-Phillips (Manchester City) – Tengah
Slovakia, Morgan De Sanctis (Napoli) – Kiper
Slovakia, Alvaro Pereira (Porto) – Tengah
Slovakia, Joel Matip (Schalke) – Tengah
Slovakia, Jung Sung-ryong (Seongnam) – Kiper
Slovakia, Pak Sung Hyok (Sobaeksu) – Tengah
Slovakia, Aleksander Seliga (Sparta Rotterdam) – Kiper
Slovakia, Pedro Mendes (Sporting Lisbon) – Tengah
Slovakia, Cuauhtemoc Blanco (Veracruz) – Depan
Slovakia, Chris Wood (West Bromwich Albion) – Depan
Slovakia, Adlene Guidoura (Wolverhampton) – Tengah
Slovakia, Fabin Orellana (Xerez) – Depan
Slovenia, Valter Birsa (AJ Auxerre) – Tengah
Slovenia, Bojan Jokic (Chievo) – Belakang
Slovenia, Milivoje Novakovic (FC Cologne) – Depan
Slovenia, Miso Brecko (FC Cologne) – Belakang
Slovenia, Zlatan Ljubijankic (Ghent) – Depan
Slovenia, Marko Suler (Ghent) – Belakang
Slovenia, Bostjan Cesar (Grenoble) – Belakang
Slovenia, Tim Matavz (Groningen) – Depan
Slovenia, Rene Krhin (Inter Milan) – Tengah
Slovenia, Matej Mavric-Rozic (Koblenz) – Belakang
Slovenia, Aleksander Radosavljevic (Larissa) – Tengah
Slovenia, Yazid Mansouri (Lorient) – Tengah
Slovenia, Rafik Halliche (Madeira) – Belakang
Slovenia, Walter Martinez (Marathon) – Depan
Slovenia, Josh Kennedy (Nagoya) – Depan
Slovenia, Elvedin Dzinic (NK Maribor) – Belakang
Slovenia, Dario Vidosic (Nuremberg) – Tengah
Slovenia, Dele Adeleye (Sparta Rotterdam) – Belakang
Slovenia, Andy Barron (Team Wellington) – Tengah
Slovenia, Antonio Di Natale (Udinese) – Depan
Slovenia, Josu? (VfL Wolfsburg) – Tengah
Slovenia, Dragan Mrdja (Vojvodina Novi Sad) – Depan
Slovenia, Jonathan Santana (Wolfsburg) – Tengah
Spanyol, Cesc Fbregas (Arsenal) – Tengah
Spanyol, Javier Martnez (Athletic Bilbao) – Tengah
Spanyol, Fernando Llorente (Athletic Bilbao) – Depan
Spanyol, Xavi Hernandez (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Sergio Busquets (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Andrs Iniesta (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Victor Valdes (Barcelona) – Kiper
Spanyol, Pedro Rodriguez (Barcelona) – Depan
Spanyol, Gerard Piqu (Barcelona) – Belakang
Spanyol, Carles Puyol (Barcelona) – Belakang
Spanyol, Pepe Reina (Liverpool) – Kiper
Spanyol, Fernando Torres (Liverpool) – Depan
Spanyol, Kak? (Real Madrid) – Tengah
Spanyol, Cristiano Ronaldo (Real Madrid) – Depan
Spanyol, Ral Albiol (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Alvaro Arbeloa (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Pepe (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Lu?s Fabiano (Sevilla) – Depan
Spanyol, Juanma Mata (Valencia) – Depan
Spanyol, David Villa (Valencia) – Depan
Spanyol, Carlos Marchena (Valencia) – Belakang
Spanyol, Miguel (Valencia) – Belakang
Spanyol, Yasuhito Okubo (Vissel Kobe) – Depan
Swiss, Stephane Grichting (Auxerre) – Belakang
Swiss, Xherdan Shaqiri (Basel) – Tengah
Swiss, Benjamin Huggel (Basel) – Tengah
Swiss, Marco Streller (Basel) – Depan
Swiss, Alexander Frei (Basel) – Depan
Swiss, Tranquillo Barnetta (Bayer Leverkusen) – Tengah
Swiss, Eren Derdiyok (Bayer Leverkusen) – Depan
Swiss, Pirmin Schwegler (Eintracht Frankfurt) – Tengah
Swiss, Christoph Spycher (Eintracht Frankfurt) – Belakang
Swiss, Philippe Senderos (Everton) – Belakang
Swiss, Mario Eggimann (Hannover 96) – Belakang
Swiss, Steve von Bergen (Hertha Berlin) – Belakang
Swiss, Stephan Lichtsteiner (Lazio) – Belakang
Swiss, Jean Makoun (Lyon) – Tengah
Swiss, Marco Padalino (Sampdoria) – Tengah
Swiss, Angelo Palombo (Sampdoria) – Tengah
Swiss, Aureliano Torres (San Lorenzo) – Belakang
Swiss, Cheik Ismael Tiote (Twente Enschede) – Tengah
Swiss, Simone Pepe (Udinese) – Tengah
Swiss, Matthew Upson (West Ham) – Belakang
Swiss, Peter Pekarik (Wolfsburg) – Belakang
Swiss, Seydou Doumbia (Young Boys Berne) – Depan
Swiss, Robert Green. () – Kiper
Uruguay, Sebastian Eguren (AIK Stockholm) – Tengah
Uruguay, Nicolas Lodeiro (Ajax) – Tengah
Uruguay, Luis Suarez (Ajax) – Depan
Uruguay, Diego Forlan (Atletico Madrid) – Depan
Uruguay, Sebastian Fernandez (Banfield Argentina) – Depan
Uruguay, Maximiliano Pereira (Benfica) – Belakang
Uruguay, Sebastian Abreu (Botafogo) – Depan
Uruguay, Andres Scotti (Colo Colo) – Belakang
Uruguay, Martin Silva (Defensor Sporting) – Kiper
Uruguay, Juan Castillo (Deportivo Cali) – Kiper
Uruguay, Diego Lugano (Fenerbahce) – Belakang
Uruguay, Martin Caceres (Juventus) – Belakang
Uruguay, Fernando Muslera (Lazio) – Kiper
Uruguay, Jean-Jacques Gosso Gosso (Monaco) – Tengah
Uruguay, Marek Hamsik (Napoli) – Tengah
Uruguay, Simon Kjaer (Palermo) – Belakang
Uruguay, Osman Chavez (Platense) – Belakang
Uruguay, Raul Meireles (Porto) – Tengah
Uruguay, Rolando (Porto) – Belakang
Uruguay, Mauricio Victorino (Universidad de Chile) – Belakang
Uruguay, Yuki Abe (Urawa Red Diamonds) – Tengah
Uruguay, David Silva (Valencia) – Tengah
Uruguay, Joan Capdevila (Villarreal) – Belakang
Yunani, Sakis Prittas (Aris Salonika) – Tengah
Yunani, Michalis Sifakis (Aris Salonika) – Kiper
Yunani, Evangelos Moras (Bologna) – Belakang
Yunani, Giorgos Samaras (Celtic) – Depan
Yunani, Socrates Papastathopoulos (Genoa) – Belakang
Yunani, Theofanis Gekas (Hertha Berlin) – Depan
Yunani, Sotiris Kyrgiakos (Liverpool) – Belakang
Yunani, Eric Choupo-Moting (Nurnberg) – Depan
Yunani, Avraam Papadopoulos (Olympiakos) – Belakang
Yunani, Jeremy Toulalan (Olympique Lyon) – Tengah
Yunani, Teko Modise (Orlando Pirates) – Tengah
Yunani, Kostas Katsouranis (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Giorgos Karagounis (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Gilberto Silva (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Dimitris Salpigidis (Panathinaikos) – Depan
Yunani, Djibril Cisse (Panathinaikos) – Depan
Yunani, Loukas Vintra (Panathinaikos) – Belakang
Yunani, Giorgos Seitaridis (Panathinaikos) – Belakang
Yunani, Pablo Contreras (PAOK) – Belakang
Yunani, Stelios Malezas (PAOK Salonika) – Belakang
Yunani, Radosav Petrovic (Partizan Belgrade) – Tengah
Yunani, Abdelkader Ghezzal (Siena) – Depan
Yunani, Thomas Sorensen (Stoke) – KiperAfrika Selatan, Steven Pienaar (Everton) – Tengah
Afrika Selatan, Bernard Parker (FC Twente) – Depan
Afrika Selatan, Kagisho Dikgacoi (Fulham) – Tengah
Afrika Selatan, Siphiwe Tshabalala (Kaizer Chiefs) – Tengah
Afrika Selatan, Reneilwe Letsholonyane (Kaizer Chiefs) – Tengah
Afrika Selatan, Itumeleng Khune (Kaizer Chiefs) – Kiper
Afrika Selatan, Thanduyise Khuboni (Lamontville Golden Arrows) – Tengah
Afrika Selatan, Siyabonga Sangweni (Lamontville Golden Arrows) – Belakang
Afrika Selatan, Aristides Zogbo (Maccabi Netanya) – Kiper
Afrika Selatan, Katlego Mphela (Mamelodi Sundowns) – Depan
Afrika Selatan, Siboniso Gaxa (Mamelodi Sundowns) – Belakang
Afrika Selatan, Matthew Booth (Mamelodi Sundowns) – Belakang
Afrika Selatan, Vladimir Weiss (Manchester City) – Tengah
Afrika Selatan, Stephane Mbia (Marseille) – Belakang
Afrika Selatan, Amado Guevara (Motagua) – Tengah

Afrika Selatan, Moeneeb Josephs (Orlando Pirates) – Kiper
Afrika Selatan, Lucas Thwala (Orlando Pirates) – Belakang
Afrika Selatan, Jose Torres (Pachuca) – Tengah
Afrika Selatan, Ibrahim Afellay (PSV Eindhoven) – Tengah
Afrika Selatan, Medhi Lacen (Racing Santander) – Tengah
Afrika Selatan, Gelson Fernandes (Saint-Etienne) – Tengah
Afrika Selatan, Lee Woon-jae (Suwon) – Kiper
Aljazair, Carl Medjani (Ajaccio) – Belakang
Aljazair, Lounes Gaouaoui (ASO Chlef) – Kiper
Aljazair, Antar Yahia (Bochum) – Belakang
Aljazair, Karim Matmour (Borussia Monchengladbach) – Tengah
Aljazair, Habib Belaid (Boulogne Sur Mer) – Belakang
Aljazair, Faouzi Chaouchi (ES Setif) – Kiper
Aljazair, Abdelakder Laifaoui (ES Setif) – Belakang
Aljazair, Djamel Mesbah (Lecce) – Belakang
Aljazair, Landon Donovan (Los Angeles Galaxy) – Tengah
Aljazair, Radoslav Zabavnik (Mainz) – Belakang
Aljazair, Walter Gargano (Napoli) – Tengah
Aljazair, Nadir Belhadj (Portsmouth) – Belakang
Aljazair, Aaron Mokoena (Portsmouth) – Belakang
Aljazair, Mikkel Beckmann (Randers) – Tengah
Aljazair, Adam Federici (Reading) – Kiper
Aljazair, Raid Ouheb M’bolhi (Slavia Sofia) – Kiper
Aljazair, Kornel Salata (Slovan Bratislava) – Belakang
Aljazair, Juraj Kucka (Sparta Prague) – Tengah
Aljazair, Guy Roland Ndy Assembe (Valenciennes) – Kiper
Aljazair, Diego Benaglio (Wolfsburg) – Kiper
Aljazair, Marcus Hahnemann (Wolverhampton Wanderers) – Kiper
Amerika Serikat, Oguchi Onyewu (AC Milan) – Belakang
Amerika Serikat, Benny Feilhaber (AGF Aarhus) – Tengah
Amerika Serikat, Brad Guzan (Aston Villa) – Kiper
Amerika Serikat, Stuart Holden (Bolton) – Tengah
Amerika Serikat, Michael Bradley (Borussia Moenchengladbach) – Tengah
Amerika Serikat, Jonathan Bornstein (Chivas USA) – Belakang
Amerika Serikat, Ricardo Clark (Eintracht Frankfurt) – Tengah
Amerika Serikat, Tim Howard (Everton) – Kiper
Amerika Serikat, Clint Dempsey (Fulham) – Tengah
Amerika Serikat, Steve Cherundolo (Hannover) – Belakang
Amerika Serikat, Jozy Altidore (Hull) – Depan
Amerika Serikat, Clarence Goodson (IK Start) – Belakang
Amerika Serikat, Edson Buddle (Los Angeles Galaxy) – Depan
Amerika Serikat, Hakan Yakin (Luzern) – Depan
Amerika Serikat, Edgar Benitez (Pachuca) – Depan
Amerika Serikat, Paul Aguilar (Pachuca) – Belakang
Amerika Serikat, DaMarcus Beasley (Rangers) – Tengah
Amerika Serikat, Madjid Bougherra (Rangers) – Belakang
Amerika Serikat, Claudio Bravo (Real Sociedad) – Kiper
Amerika Serikat, Kim Kyong Il (Rimyongsu) – Tengah
Amerika Serikat, Tim Brown (Wellington Phoenix) – Tengah
Amerika Serikat, Guillermo Franco (West Ham United) – Depan
Amerika Serikat, Nenad Milijas (Wolves) – Tengah
Argentina, Sergio Aguero (Atl?tico Madrid) – Depan
Argentina, Sergio Romero (AZ Alkmaar) – Kiper
Argentina, Lionel Messi (Barcelona) – Depan
Argentina, Martin Demichelis (Bayern Munich) – Belakang
Argentina, Angel Di Maria (Benfica) – Tengah
Argentina, Martin Palermo (Boca Juniors) – Depan
Argentina, Mariano Andujar (Catania) – Kiper
Argentina, Diego Pozo (Colon) – Kiper
Argentina, Ariel Garce (Colon) – Belakang
Argentina, Juan Sebastian Veron (Estudiantes) – Tengah
Argentina, Clemente Rodriguez (Estudiantes) – Belakang
Argentina, Mario Bolatti (Fiorentina) – Tengah
Argentina, Walter Samuel (Inter Milan) – Belakang
Argentina, Diego Milito (Internazionale) – Depan
Argentina, Maximiliano Rodriguez (Liverpool) – Tengah
Argentina, Javier Mascherano (Liverpool) – Tengah
Argentina, Kolo Toure (Manchester City) – Belakang
Argentina, Glen Moss (Melbourne Victory) – Kiper
Argentina, Jeremy Brockie (Newcastle Jets) – Tengah
Argentina, Mark Bresciano (Palermo) – Tengah
Argentina, Sergio Ramos (Real Madrid) – Belakang
Argentina, Anthony Annan (Rosenborg) – Tengah
Argentina, Ignacio Gonzalez (Valencia) – Tengah
Australia, Michael Beauchamp (Al-Jazira) – Belakang
Australia, Mile Jedinak (Antalyaspor) – Tengah
Australia, Brett Holman (AZ Alkmaar) – Tengah
Australia, Scott Chipperfield (Basel) – Belakang
Australia, Brett Emerton (Blackburn Rovers) – Tengah
Australia, Vince Grella (Blackburn Rovers) – Tengah
Australia, Luke Wilkshire (Dynamo Moscow) – Belakang
Australia, Tim Cahill (Everton) – Tengah
Australia, Mark Schwarzer (Fulham) – Kiper
Australia, Harry Kewell (Galatasaray) – Tengah
Australia, Lucas Neill (Galatasaray) – Belakang
Australia, Jason Culina (Gold Coast) – Tengah
Australia, Richard Garcia (Hull City) – Tengah
Australia, Mark Milligan (JEF United) – Belakang
Australia, Chris Killen (Middlesbrough) – Depan
Australia, Seigo Narazaki (Nagoya Grampus) – Kiper
Australia, Angelos Charisteas (Nuremberg) – Depan
Australia, Edinson Cavani (Palermo) – Depan
Australia, Achille Emana (Real Betis) – Tengah
Australia, Martin Jakubko (Saturn Moscow) – Depan
Australia, David Carney (Twente Enschede) – Belakang
Australia, Waldo Ponce (U. Catolica) – Belakang
Australia, Andjelko Djuricic (Uniao Leiria) – Kiper
Belanda, Klaas Jan Huntelaar (AC Milan) – Depan
Belanda, Demy de Zeeuw (Ajax) – Tengah
Belanda, Maarten Stekelenburg (Ajax) – Kiper
Belanda, Gregory van der Wiel (Ajax) – Belakang
Belanda, Robin van Persie (Arsenal) – Depan
Belanda, Stijn Schaars (AZ Alkmaar) – Tengah
Belanda, Mark van Bommel (Bayern Munich) – Tengah
Belanda, Arjen Robben (Bayern Munich) – Depan
Belanda, Edson Braafheid (Celtic) – Belakang
Belanda, John Heitinga (Everton) – Belakang
Belanda, Sander Boschker (FC Twente) – Kiper
Belanda, Michel Vorm (FC Utrecht) – Kiper
Belanda, Giovanni van Bronckhorst (Feyenoord) – Belakang
Belanda, Eljero Elia (Hamburg) – Depan
Belanda, Joris Mathijsen (Hamburg) – Belakang
Belanda, Wesley Sneijder (Inter Milan) – Tengah
Belanda, Ryan Babel (Liverpool) – Depan
Belanda, Boubacar Barry (Lokeren) – Kiper
Belanda, Roque Santa Cruz (Manchester City) – Depan
Belanda, Andre Ooijer (PSV Eindhoven) – Belakang
Belanda, Dario Veron (Pumas) – Belakang
Belanda, Iker Casillas (Real Madrid) – Kiper
Belanda, Cristian Riveros (Sunderland) – Tengah
Brasil, Thiago Silva (AC Milan) – Belakang
Brasil, Doni (AS Roma) – Kiper
Brasil, Juan (AS Roma) – Belakang
Brasil, Daniel Alves (Barcelona) – Belakang
Brasil, Ramires (Benfica) – Tengah
Brasil, Luisao (Benfica) – Belakang
Brasil, Gilberto (Cruzeiro) – Belakang
Brasil, Felipe Melo (Fiorentina) – Tengah
Brasil, Kleberson (Flamengo) – Tengah
Brasil, Elano (Galatasaray) – Tengah
Brasil, Julio Cesar (Inter Milan) – Kiper
Brasil, Maicon (Inter Milan) – Belakang
Brasil, Lucio (Inter Milan) – Belakang
Brasil, Steve Mandanda (Olympique Marseille) – Kiper
Brasil, Alexandros Tzorvas (Panathinaikos) – Kiper
Brasil, Rafael van der Vaart (Real Madrid) – Tengah
Brasil, Nicolas Burdisso (Roma) – Belakang
Brasil, Carl Valeri (Sassuolo) – Tengah
Brasil, Sebastien Squillaci (Sevilla) – Belakang
Brasil, Sebastien Bassong (Tottenham) – Belakang
Brasil, Obafemi Martins (VfL Wolfsburg) – Depan
Brasil, Nilmar (Villarreal) – Depan
Brasil, Diego Godin (Villarreal) – Belakang
Chile, Jorge Valdivia (Al Ain) – Tengah
Chile, Jean Beausejour (America) – Tengah
Chile, Arturo Vidal (Bayern Leverkusen) – Tengah
Chile, Rodrigo Tello (Besiktas) – Tengah
Chile, Gary Medel (Boca Juniors) – Belakang
Chile, Rodrigo Millar (Colo-Colo) – Tengah
Chile, Esteban Paredes (Colo-Colo) – Depan
Chile, Mark Gonzlez (CSKA Moscow) – Depan
Chile, Gonzalo Fierro (Flamengo) – Depan
Chile, Kostas Chalkias (PAOK Salonika) – Kiper
Chile, Ivan Obradovic (Real Zaragoza) – Belakang
Chile, Asamoah Gyan (Rennes) – Depan
Chile, Vladimir Stojkovic (Sporting Lisbon) – Kiper
Chile, Ismael Fuentes (U. Catolica) – Belakang
Chile, Marco Estrada (U. de Chile) – Tengah
Chile, Miguel Pinto (U. de Chile) – Kiper
Chile, Gokhan Inler (Udinese) – Tengah
Chile, Aleksandar Lukovic (Udinese) – Belakang
Chile, Kim Young-kwang (Ulsan) – Kiper
Chile, Alvaro Fernandez (Universidad de Chile) – Tengah
Chile, Valon Behrami (West Ham) – Tengah
Chile, Shunsuke Nakamura (Yokohama Marinos) – Tengah
Chile, Danko Lazovic (Zenit St Petersburg) – Depan
Denmark, Martin Jorgensen (AGF) – Tengah
Denmark, Jakob Poulsen (AGF) – Tengah
Denmark, Dennis Rommedahl (Ajax) – Tengah
Denmark, Christian Eriksen (Ajax) – Tengah
Denmark, Nicklas Bendtner (Arsenal) – Depan
Denmark, Simon Busk Poulsen (AZ Alkmaar) – Belakang
Denmark, Lars Jacobsen (Blackburn) – Belakang
Denmark, Stefan Andersen (Brondby) – Kiper
Denmark, Soeren Larsen (Duisburg) – Depan
Denmark, Jesper Gronkjaer (FC Copenhagen) – Tengah
Denmark, Jesper Christiansen (FC Copenhagen) – Kiper
Denmark, William Kvist Jorgensen (FC Copenhagen) – Belakang
Denmark, Thomas Enevoldsen (FC Groningen) – Tengah
Denmark, Jon Dahl Tomasson (Feyenoord) – Depan
Denmark, Per Kroldrup (Fiorentina) – Belakang
Denmark, Christian Poulsen (Juventus) – Tengah
Denmark, Dirk Kuyt (Liverpool ) – Depan
Denmark, Surprise Moriri (Mamelodi Sundowns) – Tengah
Denmark, Sotiris Ninis (Panathinaikos) – Tengah
Denmark, Maurice Edu (Rangers) – Tengah
Denmark, Zdravko Kuzmanovic (Stuttgart) – Tengah
Denmark, Tim Wiese (Werder Bremen) – Kiper
Denmark, Karim Ziani (Wolfsburg) – Tengah
Ghana, Dominic Adiyiah (AC Milan) – Depan
Ghana, Quincy Owusu Abeyie (Al Sadd) – Tengah
Ghana, Andre Ayew (Arles-Avignon) – Tengah
Ghana, Hans Sarpei (Bayer Leverkusen) – Belakang
Ghana, Lee Addy (Bechem Chelsea) – Belakang
Ghana, Stephen Appiah (Bologna) – Tengah
Ghana, Samuel Inkoom (FC Basel) – Belakang
Ghana, John Paintsil (Fulham) – Belakang
Ghana, Derek Boateng (Getafe) – Tengah
Ghana, Jonathan Mensah (Grenada) – Belakang
Ghana, Stephen Ahorlu (Hearts of Lions) – Kiper
Ghana, Prince Tagoe (Hoffenheim) – Depan
Ghana, Isaac Vorsah (Hoffenheim) – Belakang
Ghana, Sulley Muntari (Inter Milan) – Tengah
Ghana, Daniel Agyei (Liberty Professionals) – Kiper
Ghana, Nejc Pecnik (Nacional Funchal) – Depan
Ghana, Hassan Yebda (Portsmouth) – Tengah
Ghana, Carlos Bocanegra (Rennes) – Belakang
Ghana, MacBeth Sibaya (Rubin Kazan) – Tengah
Ghana, Bongani Khumalo (SuperSport United) – Belakang
Ghana, Samir Handanovic (Udinese) – Kiper
Ghana, Maynor Figueroa (Wigan) – Belakang
Ghana, Humberto Suazo (Zaragoza) – Depan
Honduras, Victor Bernardez (Anderlecht) – Belakang
Honduras, Edgard Alvarez (Bari) – Tengah
Honduras, David Suazo (Genoa) – Depan
Honduras, Mauricio Sabillon (Hangzhou Luchen) – Belakang
Honduras, Roger Espinoza (Kansas City Wizards) – Tengah
Honduras, Shu-Aib Walters (Maritzburg United) – Kiper
Honduras, Ricardo Canales (Motagua) – Kiper
Honduras, Georgie Welcome (Motagua) – Depan
Honduras, Sergio Mendoza (Motagua) – Belakang
Honduras, Emilio Izaguirre (Motagua) – Belakang
Honduras, Michael McGlinchey (Motherwell) – Tengah
Honduras, Danilo Turcios (Olimpia) – Tengah
Honduras, Noel Valladares (Olimpia) – Kiper
Honduras, Donis Escober (Olimpia) – Kiper
Honduras, Carlos Bonet (Olimpia) – Belakang
Honduras, Johnny Palacios (Olimpia) – Belakang
Honduras, Vasilis Torosidis (Olympiakos) – Belakang
Honduras, Rory Fallon (Plymouth Argyle) – Depan
Honduras, Xabi Alonso (Real Madrid) – Tengah
Honduras, Gomes (Tottenham) – Kiper
Honduras, Giovani dos Santos (Tottenham Hotspur) – Depan
Honduras, Richard Kingson (Wigan) – Kiper
Honduras, Steve Gohouri (Wigan Athletic) – Belakang
Inggris, James Milner (Aston Villa) – Tengah
Inggris, Emile Heskey (Aston Villa) – Depan
Inggris, Stephen Warnock (Aston Villa) – Belakang
Inggris, Joe Cole (Chelsea) – Tengah
Inggris, Frank Lampard (Chelsea) – Tengah
Inggris, John Terry (Chelsea) – Belakang
Inggris, Ashley Cole (Chelsea) – Belakang
Inggris, Steven Gerrard (Liverpool) – Tengah
Inggris, Jamie Carragher (Liverpool) – Belakang
Inggris, Glen Johnson (Liverpool) – Belakang
Inggris, Gareth Barry (Manchester City) – Tengah
Inggris, Nigel de Jong (Manchester City) – Tengah
Inggris, Javier Hernandez (Manchester United) – Depan
Inggris, Nemanja Vidic (Manchester United) – Belakang
Inggris, Jasmin Handanovic (Mantova) – Kiper
Inggris, Wilson Palacios (Tottenham Hotspur) – Tengah
Inggris, Jermain Defoe (Tottenham Hotspur) – Depan
Inggris, Ledley King (Tottenham Hotspur) – Belakang
Inggris, Andre-Pierre Gignac (Toulouse) – Depan
Inggris, Jonathan Spector (West Ham) – Belakang
Inggris, Joe Hart () – Kiper
Inggris, David James () – Kiper
Inggris, Adolfo Bautista () – Depan
Italia, Andrea Pirlo (AC Milan) – Tengah
Italia, Leonardo Bonucci (Bari) – Belakang
Italia, Federico Marchetti (Cagliari) – Kiper
Italia, Riccardo Montolivo (Fiorentina) – Tengah
Italia, Alberto Gilardino (Fiorentina) – Depan
Italia, Salvatore Bocchetti (Genoa) – Belakang
Italia, Domenico Criscito (Genoa) – Belakang
Italia, Mauro Camoranesi (Juventus) – Tengah
Italia, Claudio Marchisio (Juventus) – Tengah
Italia, Gianluigi Buffon (Juventus) – Kiper
Italia, Vincenzo Iaquinta (Juventus) – Depan
Italia, Giorgio Chiellini (Juventus) – Belakang
Italia, Fabio Cannavaro (Juventus) – Belakang
Italia, Gianluca Zambrotta (Milan) – Belakang
Italia, Diego Perez (Monaco) – Tengah
Italia, Fabio Quagliarella (Napoli) – Depan
Italia, Christian Maggio (Napoli) – Belakang
Italia, Andy Boyens (New York Red Bulls) – Belakang
Italia, Julio Baptista (Roma) – Tengah
Italia, Giampaolo Pazzini (Sampdoria) – Depan
Italia, Reto Ziegler (Sampdoria) – Belakang
Italia, Kwadwo Asamoah (Udinese) – Tengah
Italia, Alexis Snchez (Udinese) – Depan
Jepang, Kisho Yano (Albirex Niigata) – Depan
Jepang, Takayuki Morimoto (Catania) – Depan
Jepang, Keisuke Honda (CSKA Moscow) – Tengah
Jepang, Yuto Nagatomo (FC Tokyo) – Belakang
Jepang, Yasuyuki Konno (FC Tokyo) – Belakang
Jepang, Yasuhito Endo (Gamba Osaka) – Tengah
Jepang, Daisuke Matsui (Grenoble) – Tengah
Jepang, Yoshikatsu Kawaguchi (Jubilo Iwata) – Kiper
Jepang, Yuichi Komano (Jubilo Iwata) – Belakang
Jepang, Daiki Iwamasa (Kashima Antlers) – Belakang
Jepang, Atsuto Uchida (Kashima Antlers) – Belakang
Jepang, Kengo Nakamura (Kawasaki Frontale) – Tengah
Jepang, Junichi Inamoto (Kawasaki Frontale) – Tengah
Jepang, Eiji Kawashima (Kawasaki Frontale) – Kiper
Jepang, Keiji Tamada (Nagoya Grampus) – Depan
Jepang, Marcus Tulio Tanaka (Nagoya Grampus) – Belakang
Jepang, Djamel Abdoun (Nantes) – Tengah
Jepang, Alexandros Tziolis (Siena) – Tengah
Jepang, Nicolas Otamendi (V?lez Sarsfield) – Belakang
Jepang, Dalibor Stevanovic (Vitesse Arnhem) – Tengah
Jepang, Thomas Kahlenberg (Wolfsburg) – Tengah
Jepang, Yuji Nakazawa (Yokohama Marinos) – Belakang
Jepang, Marco Wolfli (Young Boys) – Kiper
Jerman, Toni Kroos (Bayer Leverkusen) – Tengah
Jerman, Stefan Kiessling (Bayer Leverkusen) – Depan
Jerman, Bastian Schweinsteiger (Bayern Munich) – Tengah
Jerman, Hans-Jorg Butt (Bayern Munich) – Kiper
Jerman, Thomas Muller (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Miroslav Klose (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Mario Gomez (Bayern Munich) – Depan
Jerman, Philipp Lahm (Bayern Munich) – Belakang
Jerman, Holger Badstuber (Bayern Munich) – Belakang
Jerman, Piotr Trochowski (Hamburg) – Tengah
Jerman, Marcell Jansen (Hamburg) – Belakang
Jerman, Jerome Boateng (Hamburg) – Belakang
Jerman, Dennis Aogo (Hamburg) – Belakang
Jerman, Arne Friedrich (Hertha Berlin) – Belakang
Jerman, Lukas Podolski (Koeln) – Depan
Jerman, Erik Jendrisek (Schalke) – Depan
Jerman, Cacau (Stuttgart) – Depan
Jerman, Serdar Tasci (Stuttgart) – Belakang
Jerman, Khalid Boulahrouz (Stuttgart) – Belakang
Jerman, Mesut Ozil (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Marko Marin (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Daniel Jensen (Werder Bremen) – Tengah
Jerman, Hugo Almeida (Werder Bremen) – Depan
Kamerun, Eyong Enoh (Ajax) – Tengah
Kamerun, Geremi (Ankaragucu) – Belakang
Kamerun, Alex Song (Arsenal) – Tengah
Kamerun, Landry NGuemo (Celtic) – Tengah
Kamerun, Vincent Aboubakar (Coton Sport) – Depan
Kamerun, Carlos Kameni (Espanyol) – Kiper
Kamerun, Mohamadou Idrissou (Freiburg) – Depan
Kamerun, Samuel Eto’o (Inter Milan) – Depan
Kamerun, Georges Mandjeck (Kaiserslautern) – Tengah
Kamerun, Hamidou Souleymanou (Kayserispor) – Kiper
Kamerun, Aurelien Chedjou (Lille) – Belakang
Kamerun, Tsepo Masilela (Maccabi Haifa) – Belakang
Kamerun, Gabriel Heinze (Marseille) – Belakang
Kamerun, Siyabonga Nomvete (Moroka Swallows) – Depan
Kamerun, Kim Bo-kyung (Oita) – Tengah
Kamerun, Carlos Pavon (Real Espana) – Depan
Kamerun, Robbie Findley (Real Salt Lake) – Depan
Kamerun, Manuel Neuer (Schalke) – Kiper
Kamerun, Benoit Assou-Ekotto (Tottenham) – Belakang
Kamerun, Aaron Lennon (Tottenham Hotspur) – Tengah
Kamerun, Blaise Nkufo (Twente) – Depan
Kamerun, Siaka Tiene (Valenciennes) – Belakang
Kamerun, Justo Villa (Valladolid) – Kiper
Korea Selatan, Lee Young-pyo (Al Hilal) – Belakang
Korea Selatan, Lee Chung-yong (Bolton) – Tengah
Korea Selatan, Ki Sung-yong (Celtic) – Tengah
Korea Selatan, Ahn Jung-hwan (Dalian) – Depan
Korea Selatan, Cha Doo-ri (Freiburg) – Belakang
Korea Selatan, Kim Jung-woo (Gwangju) – Tengah
Korea Selatan, Cho Yong-hyung (Jeju) – Belakang
Korea Selatan, Lee Dong-gook (Jeonbuk) – Depan
Korea Selatan, Lee Jung-soo (Kashima) – Belakang
Korea Selatan, Michael Carrick (Manchester United) – Tengah
Korea Selatan, Nicolas Nkoulou (Monaco) – Belakang
Korea Selatan, Ramon Nunez (Olimpia) – Tengah
Korea Selatan, Kim Hyung-il (Pohang) – Belakang
Korea Selatan, Jan Kozak (Politehnica Timisoara) – Tengah
Korea Selatan, Lee Seung-ryul (Seoul) – Depan
Korea Selatan, Didier Zokora (Sevilla) – Tengah
Korea Selatan, Yeom Ki-hun (Suwon) – Depan
Korea Selatan, Kang Min-soo (Suwon) – Belakang
Korea Selatan, Robert Koren (tak ada klub) – Tengah
Korea Selatan, Julio Cesar de Leon (Torino) – Tengah
Korea Selatan, Oh Beom-seok (Ulsan) – Belakang
Korea Selatan, Kim Dong-jin (Ulsan) – Belakang
Korea Selatan, Simon Elliott (unattached) – Tengah
Korea Utara, Pak Nam Chol (April 25) – Tengah
Korea Utara, Mun In Guk (April 25) – Tengah
Korea Utara, Ji Yun Nam (April 25) – Tengah
Korea Utara, Kim Kum Il (April 25) – Depan
Korea Utara, Choe Kum Chol (April 25) – Depan
Korea Utara, Ri Kwang Chon (April 25) – Belakang
Korea Utara, Nam Song Chol (April 25) – Belakang
Korea Utara, Kim Myong Won (Amrokgang) – Kiper
Korea Utara, Kim Myong Gil (Amrokgang) – Kiper
Korea Utara, Pak Nam Chol (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Pak Chol Jin (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Cha Jong Hyok (Amrokgang) – Belakang
Korea Utara, Hong Yong Jo (FC Rostov) – Depan
Korea Utara, Jong Tae Se (Kawasaki Frontale) – Depan
Korea Utara, Ri Kwang Hyok (Kyonggongop) – Belakang
Korea Utara, Christos Patsatzoglou (Omonia) – Tengah
Korea Utara, Kim Yong Jun (Pyongyang City) – Tengah
Korea Utara, Ri Myong Guk (Pyongyang City) – Kiper
Korea Utara, Anele Ngcongoa (Racing Genk) – Belakang
Korea Utara, An Chol Hyok (Rimyongsu) – Depan
Korea Utara, Daniele De Rossi (Roma) – Tengah
Korea Utara, Ri Jun Il (Sobaeksu) – Belakang
Korea Utara, Riad Boudebouz (Sochaux) – Tengah
Meksiko, Guillermo Ochoa (America) – Kiper
Meksiko, Carlos Vela (Arsenal) – Depan
Meksiko, Jorge Torres Nilo (Atlas) – Belakang
Meksiko, Hector Moreno (AZ Alkmaar) – Belakang
Meksiko, Rafael Marquez (Barcelona) – Belakang
Meksiko, Alberto Medina (both Guadalajara) – Depan
Meksiko, Oscar Perez (Chiapas) – Kiper
Meksiko, Gerardo Torrado (Cruz Azul) – Tengah
Meksiko, Andres Guardado (Deportivo Coruna) – Tengah
Meksiko, Luis Ernesto Michel (Guadalajara) – Kiper
Meksiko, Jonny Magallon (Guadalajara) – Belakang
Meksiko, Carlos Salcido (keduanya PSV Eindhoven) – Belakang
Meksiko, Wayne Rooney (Manchester United) – Depan
Meksiko, Javier Pastore (Palermo) – Tengah
Meksiko, Pablo Barrera (Pumas UNAM) – Depan
Meksiko, Efrain Juarez (Pumas UNAM) – Belakang
Meksiko, Ri Chol Myong (Pyongyang City) – Tengah
Meksiko, Peter Crouch (Tottenham Hotspur) – Depan
Meksiko, Arthur Boka (VfB Stuttgart) – Belakang
Meksiko, Zlatko Dedic (VfL Bochum) – Depan
Meksiko, Hendry Thomas (Wigan) – Tengah
Meksiko, Francisco Rodriguez () – Belakang
Meksiko, () –
Nigeria, Sani Kaita (Alania Vladikavhaz) – Tengah
Nigeria, Kalu Uche (Almeria) – Tengah
Nigeria, Dele Aiyenugba (Bnei Yehuda) – Kiper
Nigeria, Danny Shittu (Bolton Wanderers) – Belakang
Nigeria, John Obi Mikel (Chelsea) – Tengah
Nigeria, Chidi Odiah (CSKA Moscow) – Belakang
Nigeria, Yusuf Ayila (Dynamo Kiev) – Tengah
Nigeria, Yakubu Aiyegbeni (Everton) – Depan
Nigeria, Joseph Yobo (Everton) – Belakang
Nigeria, Dickson Etuhu (Fulham) – Tengah
Nigeria, Austin Ejide (Hapoel Petah Tikvah) – Kiper
Nigeria, Vincent Enyeama (Hapoel Tel Aviv) – Kiper
Nigeria, Chinedu Obasi (Hoffenheim) – Depan
Nigeria, Branko Ilic (Lokomotiv Moscow) – Belakang
Nigeria, Duda (Malaga) – Belakang
Nigeria, Park Chu-young (Monaco) – Depan
Nigeria, An Yong Hak (Omiya Ardija) – Tengah
Nigeria, John Utaka (Portsmouth) – Tengah
Nigeria, Kevin-Prince Boateng (Portsmouth) – Tengah
Nigeria, Carlos Carmona (Reggina) – Tengah
Nigeria, Kamil Kopunek (Spartak Trnava) – Tengah
Nigeria, Milan Jovanovic (Standard Liege) – Tengah
Nigeria, Grafite (VfL Wolfsburg) – Depan
Pantai Gading, Emmanuel Eboue (Arsenal) – Belakang
Pantai Gading, Daniel Yeboah (ASEC Abidjan) – Kiper
Pantai Gading, Yaya Toure (Barcelona) – Tengah
Pantai Gading, Salomon Kalou (Chelsea) – Depan
Pantai Gading, Didier Drogba (Chelsea) – Depan
Pantai Gading, Abdelkader Keita (Galatasaray) – Tengah
Pantai Gading, Guy Demel (Hamburg SV) – Belakang
Pantai Gading, Souleymane Bamba (Hibernian) – Belakang
Pantai Gading, Emmanuel Kone (International Curtea Arges) – Tengah
Pantai Gading, Aruna Dindane (Lekhwiya) – Depan
Pantai Gading, Gervais Yao Kouassi (Lille) – Tengah
Pantai Gading, Peter Odemwingie (Lokomotiv Moscow) – Depan
Pantai Gading, Andrej Komac (Maccabi Tel Aviv) – Tengah
Pantai Gading, Zoran Tosic (Manchester United) – Tengah
Pantai Gading, Haruna Lukman (Monaco) – Tengah
Pantai Gading, Christian Koffi Ndri (Sevilla) – Tengah
Pantai Gading, Jesus Navas (Sevilla) – Depan
Pantai Gading, Nikita Rukavytsya (Twente Enschede) – Depan
Pantai Gading, Benjamin Brou Angoua (Valenciennes) – Belakang
Pantai Gading, Gaetan Bong (Valenciennes) – Belakang
Pantai Gading, Ricardo Osorio (VfB Stuttgart) – Belakang
Pantai Gading, Andraz Kirm (Wisla Krakow) – Tengah
Pantai Gading, Bojan Isailovic (Zaglebie Lubin) – Kiper
Paraguay, Nestor Ortigoza (Argentinos Juniors) – Tengah
Paraguay, Edgar Barreto (Atalanta) – Tengah
Paraguay, Julio Cesar Caceres (Atletico Mineiro) – Belakang
Paraguay, Oscar Cardozo (Benfica) – Depan
Paraguay, Claudio Morel (Boca Juniors) – Belakang
Paraguay, Lucas Barrios (Borussia Dormund) – Depan
Paraguay, Nelson Haedo Valdez (Borussia Dortmund) – Depan
Paraguay, Antolin Alcaraz (Brugge) – Belakang
Paraguay, Diego Barreto (Cerro Porteno) – Kiper
Paraguay, Aldo Bobadilla (Independiente Medellin) – Kiper
Paraguay, Denis Caniza (Leon) – Belakang
Paraguay, Victor Caceres (Libertad) – Tengah
Paraguay, Rodolfo Gamarra (Libertad) – Depan
Paraguay, Enrique Vera (Liga de Quito) – Tengah
Paraguay, Carlos Tevez (Manchester City) – Depan
Paraguay, Oscar Garcia (Olimpia) – Belakang
Paraguay, Herculez Gomez (Pachuca) – Depan
Paraguay, Israel Castro (Pumas UNAM) – Tengah
Paraguay, Depan: Robinho (Santos) – Depan
Paraguay, Paulo Da Silva (Sunderland) – Belakang
Paraguay, John Mensah (Sunderland) – Belakang
Paraguay, Dusan Kuciak (Vaslui) – Kiper
Paraguay, Makoto Hasebe (Wolfsburg) – Tengah
Portugal, Tiago (Atletico Madrid) – Tengah
Portugal, Simao Sabrosa (Atletico Madrid) – Depan
Portugal, Fabio Coentrao (Benfica) – Belakang
Portugal, Eduardo (Braga) – Kiper
Portugal, Deco (Chelsea) – Tengah
Portugal, Ricardo Carvalho (Chelsea) – Belakang
Portugal, Paulo Ferreira (Chelsea) – Belakang
Portugal, Daniel Fernandes (Iraklis) – Kiper
Portugal, Ricardo Costa (Lille) – Belakang
Portugal, Patrick Mtiliga (Malaga) – Belakang
Portugal, Park Ji-sung (Manchester United) – Tengah
Portugal, Beto (Porto) – Kiper
Portugal, Jorge Fucile (Porto) – Belakang
Portugal, Bruno Alves (Porto) – Belakang
Portugal, Nwankwo Kanu (Portsmouth) – Tengah
Portugal, Gonzalo Higua?n (Real Madrid) – Depan
Portugal, Achille Webo (Real Mallorca) – Depan
Portugal, Miguel Veloso (Sporting Lisbon) – Tengah
Portugal, Matas Fernndez (Sporting Lisbon) – Tengah
Portugal, Elderson Echiejile (Stade Rennes) – Belakang
Portugal, Foued Kadir (Valenciennes) – Tengah
Portugal, Marek Cech (West Brom) – Belakang
Portugal, Johnny Leoni (Zurich) – Kiper
Prancis, Abou Diaby (Arsenal) – Tengah
Prancis, William Gallas (Arsenal) – Belakang
Prancis, Gal Clichy (Arsenal) – Belakang
Prancis, Bacary Sagna (Arsenal) – Belakang
Prancis, Thierry Henry (Barcelona) – Depan
Prancis, Eric Abidal (Barcelona) – Belakang
Prancis, Franck Ribry (Bayern Munich) – Depan
Prancis, Florent Malouda (Chelsea) – Tengah
Prancis, Nicolas Anelka (Chelsea) – Depan
Prancis, Yoann Gourcuff (Girondins Bordeaux) – Tengah
Prancis, Alou Diarra (Girondins Bordeaux) – Tengah
Prancis, Cdric Carrasso (Girondins Bordeaux) – Kiper
Prancis, Marc Planus (Girondins Bordeaux) – Belakang
Prancis, Rio Ferdinand (Manchester United) – Belakang
Prancis, Hugo Lloris (Olympique Lyon) – Kiper
Prancis, Sidney Govou (Olympique Lyon) – Depan
Prancis, Anthony Reveillere (Olympique Lyon) – Belakang
Prancis, Michel Bastos (Olympique Lyon) – Belakang
Prancis, Mathieu Valbuena (Olympique Marseille) – Depan
Prancis, Taye Taiwo (Olympique Marseille) – Belakang
Prancis, Nikos Spiropoulos (Panathinaikos) – Belakang
Prancis, Shinji Okazaki (Shimizu S-Pulse) – Depan
Prancis, Rigobert Song (Trabzonspor) – Belakang
Selandia Baru, Ivan Vicelich (Auckland City) – Belakang
Selandia Baru, Ryan Nelsen (Blackburn Rovers) – Belakang
Selandia Baru, Aaron Clapham (Canterbury United) – Tengah
Selandia Baru, Winston Reid (FC Midtjylland) – Belakang
Selandia Baru, Jeremy Christie (FC Tampa Bay) – Tengah
Selandia Baru, Shane Smeltz (Gold Coast United) – Depan
Selandia Baru, Tommy Smith (Ipswich Town) – Belakang
Selandia Baru, Brad Jones (Middlesbrough) – Kiper
Selandia Baru, Gennaro Gattuso (Milan) – Tengah
Selandia Baru, Matthew Amoah (NAC Breda) – Depan
Selandia Baru, Jonas Gutierrez (Newcastle) – Tengah
Selandia Baru, Suad Filekovic (NK Maribor) – Belakang
Selandia Baru, Kim Jae-sung (Pohang) – Tengah
Selandia Baru, James Bannatyne (Team Wellington) – Kiper
Selandia Baru, Kim Nam-il (Tomsk) – Tengah
Selandia Baru, David Mulligan (unattached) – Tengah
Selandia Baru, Craig Moore (unattached) – Belakang
Selandia Baru, Leo Bertos (Wellington Phoenix) – Tengah
Selandia Baru, Mark Paston (Wellington Phoenix) – Kiper
Selandia Baru, Tony Lochhead (Wellington Phoenix) – Belakang
Selandia Baru, Ben Sigmund (Wellington Phoenix) – Belakang
Selandia Baru, Per Mertesacker (Werder Breme) – Belakang
Selandia Baru, Gonzalo Jara (West Bromwich Albion) – Belakang
Serbia, Antonio Rukavina (1860 Munich) – Belakang
Serbia, Marko Pantelic (Ajax) – Depan
Serbia, Nikola Zigic (Birmingham) – Depan
Serbia, Neven Subotic (Borussia Dortmund) – Belakang
Serbia, Branislav Ivanovic (Chelsea) – Belakang
Serbia, Milos Krasic (CSKA Moscow) – Tengah
Serbia, Milos Ninkovic (Dynamo Kiev) – Tengah
Serbia, Gojko Kacar (Hertha Berlin) – Tengah
Serbia, Dejan Stankovic (Inter Milan) – Tengah
Serbia, Aleksandar Kolarov (Lazio) – Belakang
Serbia, Nani (Manchester United) – Tengah
Serbia, Patrice Evra (Manchester United) – Belakang
Serbia, Egidio Arevalo Rios (Penarol) – Tengah
Serbia, Rabiu Afolabi (Red Bull Salzburg) – Belakang
Serbia, Liedson (Sporting Lisbon) – Depan
Serbia, Pantelis Kapetanos (Steaua Bucharest) – Depan
Serbia, Sami Khedira (Stuttgart) – Tengah
Serbia, Mauricio Isla (Udinese) – Belakang
Serbia, Luis Marn (Union Espanola) – Kiper
Serbia, Jay DeMerit (Watford) – Belakang
Serbia, Zdeno Strba (Xanthi) – Tengah
Serbia, Rahim Ayew (Zamalek) – Belakang
Serbia, Danny (Zenit St Petersburg) – Depan
Slovakia, Marek Sapara (Ankaragucu) – Tengah
Slovakia, Filip Holosko (Besiktas) – Depan
Slovakia, Stanislav Sestak (Bochum) – Depan
Slovakia, Martin Petras (Cesena) – Belakang
Slovakia, Miroslav Stoch (Chelsea) – Tengah
Slovakia, Dusan Pernis (Dundee United) – Kiper
Slovakia, Jan Durica (Hannover) – Belakang
Slovakia, Jan Mucha (Legia Warsaw) – Kiper
Slovakia, Robert Vittek (Lille) – Depan
Slovakia, Martin Skrtel (Liverpool) – Belakang
Slovakia, Obinna Nsofor (Malaga) – Depan
Slovakia, Shaun Wright-Phillips (Manchester City) – Tengah
Slovakia, Morgan De Sanctis (Napoli) – Kiper
Slovakia, Alvaro Pereira (Porto) – Tengah
Slovakia, Joel Matip (Schalke) – Tengah
Slovakia, Jung Sung-ryong (Seongnam) – Kiper
Slovakia, Pak Sung Hyok (Sobaeksu) – Tengah
Slovakia, Aleksander Seliga (Sparta Rotterdam) – Kiper
Slovakia, Pedro Mendes (Sporting Lisbon) – Tengah
Slovakia, Cuauhtemoc Blanco (Veracruz) – Depan
Slovakia, Chris Wood (West Bromwich Albion) – Depan
Slovakia, Adlene Guidoura (Wolverhampton) – Tengah
Slovakia, Fabin Orellana (Xerez) – Depan
Slovenia, Valter Birsa (AJ Auxerre) – Tengah
Slovenia, Bojan Jokic (Chievo) – Belakang
Slovenia, Milivoje Novakovic (FC Cologne) – Depan
Slovenia, Miso Brecko (FC Cologne) – Belakang
Slovenia, Zlatan Ljubijankic (Ghent) – Depan
Slovenia, Marko Suler (Ghent) – Belakang
Slovenia, Bostjan Cesar (Grenoble) – Belakang
Slovenia, Tim Matavz (Groningen) – Depan
Slovenia, Rene Krhin (Inter Milan) – Tengah
Slovenia, Matej Mavric-Rozic (Koblenz) – Belakang
Slovenia, Aleksander Radosavljevic (Larissa) – Tengah
Slovenia, Yazid Mansouri (Lorient) – Tengah
Slovenia, Rafik Halliche (Madeira) – Belakang
Slovenia, Walter Martinez (Marathon) – Depan
Slovenia, Josh Kennedy (Nagoya) – Depan
Slovenia, Elvedin Dzinic (NK Maribor) – Belakang
Slovenia, Dario Vidosic (Nuremberg) – Tengah
Slovenia, Dele Adeleye (Sparta Rotterdam) – Belakang
Slovenia, Andy Barron (Team Wellington) – Tengah
Slovenia, Antonio Di Natale (Udinese) – Depan
Slovenia, Josu? (VfL Wolfsburg) – Tengah
Slovenia, Dragan Mrdja (Vojvodina Novi Sad) – Depan
Slovenia, Jonathan Santana (Wolfsburg) – Tengah
Spanyol, Cesc Fbregas (Arsenal) – Tengah
Spanyol, Javier Martnez (Athletic Bilbao) – Tengah
Spanyol, Fernando Llorente (Athletic Bilbao) – Depan
Spanyol, Xavi Hernandez (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Sergio Busquets (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Andrs Iniesta (Barcelona) – Tengah
Spanyol, Victor Valdes (Barcelona) – Kiper
Spanyol, Pedro Rodriguez (Barcelona) – Depan
Spanyol, Gerard Piqu (Barcelona) – Belakang
Spanyol, Carles Puyol (Barcelona) – Belakang
Spanyol, Pepe Reina (Liverpool) – Kiper
Spanyol, Fernando Torres (Liverpool) – Depan
Spanyol, Kak? (Real Madrid) – Tengah
Spanyol, Cristiano Ronaldo (Real Madrid) – Depan
Spanyol, Ral Albiol (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Alvaro Arbeloa (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Pepe (Real Madrid) – Belakang
Spanyol, Lu?s Fabiano (Sevilla) – Depan
Spanyol, Juanma Mata (Valencia) – Depan
Spanyol, David Villa (Valencia) – Depan
Spanyol, Carlos Marchena (Valencia) – Belakang
Spanyol, Miguel (Valencia) – Belakang
Spanyol, Yasuhito Okubo (Vissel Kobe) – Depan
Swiss, Stephane Grichting (Auxerre) – Belakang
Swiss, Xherdan Shaqiri (Basel) – Tengah
Swiss, Benjamin Huggel (Basel) – Tengah
Swiss, Marco Streller (Basel) – Depan
Swiss, Alexander Frei (Basel) – Depan
Swiss, Tranquillo Barnetta (Bayer Leverkusen) – Tengah
Swiss, Eren Derdiyok (Bayer Leverkusen) – Depan
Swiss, Pirmin Schwegler (Eintracht Frankfurt) – Tengah
Swiss, Christoph Spycher (Eintracht Frankfurt) – Belakang
Swiss, Philippe Senderos (Everton) – Belakang
Swiss, Mario Eggimann (Hannover 96) – Belakang
Swiss, Steve von Bergen (Hertha Berlin) – Belakang
Swiss, Stephan Lichtsteiner (Lazio) – Belakang
Swiss, Jean Makoun (Lyon) – Tengah
Swiss, Marco Padalino (Sampdoria) – Tengah
Swiss, Angelo Palombo (Sampdoria) – Tengah
Swiss, Aureliano Torres (San Lorenzo) – Belakang
Swiss, Cheik Ismael Tiote (Twente Enschede) – Tengah
Swiss, Simone Pepe (Udinese) – Tengah
Swiss, Matthew Upson (West Ham) – Belakang
Swiss, Peter Pekarik (Wolfsburg) – Belakang
Swiss, Seydou Doumbia (Young Boys Berne) – Depan
Swiss, Robert Green. () – Kiper
Uruguay, Sebastian Eguren (AIK Stockholm) – Tengah
Uruguay, Nicolas Lodeiro (Ajax) – Tengah
Uruguay, Luis Suarez (Ajax) – Depan
Uruguay, Diego Forlan (Atletico Madrid) – Depan
Uruguay, Sebastian Fernandez (Banfield Argentina) – Depan
Uruguay, Maximiliano Pereira (Benfica) – Belakang
Uruguay, Sebastian Abreu (Botafogo) – Depan
Uruguay, Andres Scotti (Colo Colo) – Belakang
Uruguay, Martin Silva (Defensor Sporting) – Kiper
Uruguay, Juan Castillo (Deportivo Cali) – Kiper
Uruguay, Diego Lugano (Fenerbahce) – Belakang
Uruguay, Martin Caceres (Juventus) – Belakang
Uruguay, Fernando Muslera (Lazio) – Kiper
Uruguay, Jean-Jacques Gosso Gosso (Monaco) – Tengah
Uruguay, Marek Hamsik (Napoli) – Tengah
Uruguay, Simon Kjaer (Palermo) – Belakang
Uruguay, Osman Chavez (Platense) – Belakang
Uruguay, Raul Meireles (Porto) – Tengah
Uruguay, Rolando (Porto) – Belakang
Uruguay, Mauricio Victorino (Universidad de Chile) – Belakang
Uruguay, Yuki Abe (Urawa Red Diamonds) – Tengah
Uruguay, David Silva (Valencia) – Tengah
Uruguay, Joan Capdevila (Villarreal) – Belakang
Yunani, Sakis Prittas (Aris Salonika) – Tengah
Yunani, Michalis Sifakis (Aris Salonika) – Kiper
Yunani, Evangelos Moras (Bologna) – Belakang
Yunani, Giorgos Samaras (Celtic) – Depan
Yunani, Socrates Papastathopoulos (Genoa) – Belakang
Yunani, Theofanis Gekas (Hertha Berlin) – Depan
Yunani, Sotiris Kyrgiakos (Liverpool) – Belakang
Yunani, Eric Choupo-Moting (Nurnberg) – Depan
Yunani, Avraam Papadopoulos (Olympiakos) – Belakang
Yunani, Jeremy Toulalan (Olympique Lyon) – Tengah
Yunani, Teko Modise (Orlando Pirates) – Tengah
Yunani, Kostas Katsouranis (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Giorgos Karagounis (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Gilberto Silva (Panathinaikos) – Tengah
Yunani, Dimitris Salpigidis (Panathinaikos) – Depan
Yunani, Djibril Cisse (Panathinaikos) – Depan
Yunani, Loukas Vintra (Panathinaikos) – Belakang
Yunani, Giorgos Seitaridis (Panathinaikos) – Belakang
Yunani, Pablo Contreras (PAOK) – Belakang
Yunani, Stelios Malezas (PAOK Salonika) – Belakang
Yunani, Radosav Petrovic (Partizan Belgrade) – Tengah
Yunani, Abdelkader Ghezzal (Siena) – Depan
Yunani, Thomas Sorensen (Stoke) – KiperAfrika Selatan, Steven Pienaar (Everton) – Tengah